Sukses

BKPM Yakin Virus Corona Tak Ganggu Investasi Masuk ke Indonesia

BKPM optimis bahwa virus corona tak akan berdampak banyak terhadap aliran investasi masuk ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan optimisme bahwa virus corona tak akan berdampak banyak terhadap aliran investasi masuk ke Indonesia.

Meski investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) China ke Indonesia terganggu, Bahlil menganggap hal tersebut tak akan banyak berpengaruh terhadap aliran modal masuk dari negara lain.

"Corona itu kan akan lebih kena dampaknya masif itu di China. Nanti mungkin FDI kita dari China yang agak menurun dikit. Tapi secara akumulatif pertumbuhannya nanti, Insya Allah baik kok," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Keyakinan tersebut selaras dengan komitmen BKPM untuk menyelesaikan kasus investasi yang tertahan. "Saya yakin. Mangkrak kita selesaikan," tegas Bahlil.

Sebelumnya, Bahlil pada Februari lalu sempat mengkhawatirkan dampak virus corona terhadap aliran investasi di Indonesia. Dia khawatir jika wabah itu masih terus berlanjut hingga Maret 2020.

Bukan hanya masih terus berlanjut, wabah virus corona juga telah masuk di Tanah Air sejak 2 Maret 2020. Saat ditanya apakah kasus tersebut bakal membuat investor takut menanamkan modalnya di Indonesia, Bahlil menjawabnya dengan santai.

"Kan izinnya baru dikeluarin sehingga coronanya masuk ke Indonesia. Kalau kemarin kan virus corona belum ada di Indonesia, habis BKPM belum keluarkan izin. Kemarin baru keluar tuh izinnya," ujar dia sembari terbahak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Sebut Virus Corona Hambat Investasi ke Indonesia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan wabah virus corona sangat berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Bukan hanya produksi barang saja yang rusak, investasi pun menjadi terhambat.

"Situasi sangat berbeda karena corona ini sangat berbeda. Sekali lagi saya ingatkan karena corona ini, demand rusak, supply rusak, produksi rusak. Demand termasuk di dalamnya tentu saja konsumsi dan investasi," ujar Jokowi dalam pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara Jakarta, Rabu (4/3/2020).

"Investasi yang mau masuk, sudah mau masuk karena da corona ngerem. Hati-hati," sambungnya.

Selain itu, Jokowi menyebut permintaan atas konsumsi barang pun menjadi terdampak. Sehingga, dia pun meminta agar segala prosedur yang menyulitkan dipermudah dan disederhanakan.

"Jangan sampai ada sekali lagi, ada prosedur-prosedur yang menyulitkan pada posisi sekarang ini semua negara dalam posisi kesulitan," tutur Jokowi.

Jokowi mengatakan bahwa selama ini banyak pabrik yang mengimpor bahan baku produksinya dari China. Misalnya, bahan kompenen elektronik dari China jumlahnya mencapai 10 Miliar USD.

"Hanya barang itu aja. Itu sudah 50 persen impor Indonesia ada di disitu. Di sananya terganggu supply-nya. Ya artinya di sini pun kalau kita engga memberikan kelonggaran juga terganggu," jelas dia.

"Kalau terganggu artinya nanti harganya pasti naik. Kalau harganya naik pasti nanti larinya inflasi akan naik," imbuh Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.