Sukses

Marak Virus Corona, GrabFood Hapus Menu Daging Ular di Daftar Pesanan

Isu virus Corona yang menyebar dari hewan liar menjadi dugaan di beberapa kuliner ekstrim di China.

Liputan6.com, Jakarta - Isu penyebaran virus corona, ternyata sampai menyebabkan pedagang kaki lima sajian ular dan biawak di Pasar Lama, Kota Tangerang, mengeluh. Pasalnya, menu masakan ekstrim tersebut dihapus dari list Grab Food.

Ian, pedagang sate ular di Tenda Dua Cobra mengatakan, menunya tiba-tiba hilang dari pencarian menu Grabfood setelah merebaknya isu virus Corona. "Iya di Grabfoos dihapus," katanya.

Ian yang sehari-hari berjualan berbagai menu olahan dari ular sanca, ular kobra dan biawak itu, buka setiap sore hingga malam hari. Tiba-tiba saja pada beberapa hari lalu, mendapat penjelasan bahwa kulinernya dengan bahan utama daging ular dan biawak itu bisa menjadi penyebab infeksi virus Corona.

"Katanya nggak boleh jualan ular sama biawak alasannya virus corona," katanya.

Padahal, selama kurun lebih 17 tahun dia berjualan sate kobra, tidak pernah ada riwayat meninggal karena makanan yang dia sajikan ataupun komplain dari pelannggannya.

"Kalau benar mengandung (virus) Corona juga dari dulu kita sudah mati," keluhnya.

Dalam pesan resmi juga tertulis imbauan apabila warung tenda yang Ian kelola masih menjual olahan daging ular dan biawak, Grabfood akan menonaktifkan warung Dua Kobra dari pencarian Grabfood.

Adapun sebelumnya isu virus Corona yang menyebar dari hewan liar pernah menjadi dugaan di beberapa kuliner ekstrim di China. Salah satunya adalah sup kelelawar yang laris manis dijual di Kota Wuhan tempat Corona mewabah pertama kali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Grab Juga Batasi Menu Ekstrim Lainnya

Sementara, Hadi Surya Koe, Head of Marketing, Grab Indonesia membenarkan adanya pembatasan tersebut. Menurutnya, hal tersebut adalah langkah tegas bagi merchant GrabFood yang masih menjual makanan yang mengandung daging liar.

"Kalau masih menjual juga, selain berupa penghapusan menu, nanti penutupan akun merchant tersebut di aplikasi GrabFood secara sementara maupun permanen," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

Menurutnya, langkah tersebut dilakukan sebagai langkah untuk melindungi konsumen sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ⁣ dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, tentang Pangan serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya, sekaligus sebagai tindakan pencegahan terkait peringatan akan bahayanya penyebaran Novel Coronavirus (COVID-19) di Indonesia.

"Grab Indonesia juga telah bertemu dengan salah satu organisasi pecinta hewan, Animal Defender Indonesia, untuk bersama-sama berkomitmen dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penjualan daging hewan liar dalam Aplikasi GrabFood," kata Hadi.

GrabFood juga mengundang peran aktif masyarakat dalam memantau penjualan daging liar dan GrabFood telah menyediakan kanal khusus bagi masyarakat untuk melakukan pelaporan jika menemukan menu daging liar di luar kategori pangan pada Aplikasi GrabFood.

Daging-daging yang diluar kategori pangan versi GrabFood adalah daging anjing, buaya, hiu, ikan pari, kadal, kalajengking, kelelawar, kucing, kura-kura, kura-kura tempurung lunak, musang, tikus, tokek, trenggiling, dan ular. (Pramita Tristiawati)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.