Sukses

BCA Targetkan Transaksi Kartu Kredit Capai Rp 75 Triliun

Sampai saat ini jumlah kartu kredit BCA yang beredar mencapai 3,7 juta kartu.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) cukup percaya diri menggarap bisnis kartu kredit. Tahun ini BCA menargetkan nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp 75 triliun.

Senior Vice President Head of Consumer Card Credit and Services Group BCA Linda Djojonegoro mengungkapkan, hingga Mei 2019 nilai transaksi kartu kredit telah mencapai Rp 32 triliun. Angka tersebut tumbuh 7,5 persen bila dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Dia menegaskan pihaknya optimistis target tahun ini dapat tercapai seiring dengan meningkatnya transaksi online. "Optimis," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (9/7/2019).

"Kebanyakan transaksi saat ini nominal banyaknya masih offline karena belanja besar toko. Tapi frekuensi transaksi tetap online tinggi," dia menambahkan.

Sampai saat ini jumlah kartu kredit BCA yang beredar mencapai 3,7 juta kartu. Dengan pengguna aktif kartu kredit mencapai 80 persen dari jumlah tersebut.

Transaksi kartu kredit selalu meningkat jelang akhir tahun. Sehingga dia optimistis nilai transaksi kartu kredit BCA bisa capai Rp 75 triliun sapai akhir tahun. "Akhir tahun banyak orang liburan," ujarnya.

Sementara itu untuk Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit macet selalu dijaga pada batas aman di bawah angka 2 persen.

"NPL kita per Mei 2019 average kita 1,99 persen," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belanja Online Paling Rawan Pembobolan Kartu Kredit

Transaksi jual beli online saat ini kian marak dan digandrungi masyarakat. Namun rupanya hal tersebut juga menjadi lahan baru bagi para penjahat untuk melancarkan aksinya, salah satunya adalah pembobol kartu kredit.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengungkapkan kasus kejahatan kartu kredit terbanyak ada pada sektor transaksi online.

"Sekarang marak transaksi online, kita memang dimudahkan dalam belanja online tapi ternyata kasus kejahatan di area itu juga meningkat," kata Linda Djojonegoro selaku Senior Vice President Head of Consumer Card Credit & Services Group BCA, dalam sebuah acara diskusi di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (9/7/2019). 

Dia mengungkapkan, modus pembobolan kartu kredit dalam transaksi online biasanya adalah dengan mencuri nomor kartu kemudian meminta One Time Password (OTP) kepada pemilik kartu kredit.

"Kita harus hati-hati, jangan pernah memberikan nomor kartu kita, expire date dan nomor CVV di belakang kartu," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, kelemahan transaksi online saat ini adalah belum semua website atau merchant memberlakukan sistem OTP. Sehingga para penjahat tersebut kian mudah dalam melancarkan aksinya.

"Kalau OTP masuk tetapi kita gak transaksi terus ada yang nelfon pura-pura membatalkan transakssi bukannya membatalkan malah menjadikan transaksi. Jadi OTP tuh untuk menjadikan transaksi, bukan membatalkan," ujarnya.

Untuk mensiasati hal tersebut, dia mengungkapkan BCA akan menambah fitur untuk mencegah pembobolan kartu kredit dari transaksi online.

"Online misalnya kalau orang yang gak pernah transaksi online, matikan fiturnya," ujarnya.

Kendati demikian dia mengungkapkan aduan nasabah terkait pembobolan kartu kredit tidak banyak dibandingkan dengan total jumlah transaksi secara keseluruhan. Namun meskipun cuma satu kasus, hal tersebut tetap merupakan kejahatan.

"Relatif kalau buat kita 10 atau 20 (kasus) sudah ngerasa banyak, kalau kita bandingkan sama transaksi relatif kecil, kita berusaha semaksimal mungkin tidak terjadi," tutupnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.