Sukses

BUMN Operator Pelabuhan Sinergikan Sistem Pembayaran Jasa

Empat BUMN operator pelabuhan mengembangkan sistem pembayaran jasa pelabuhan yang terintegrasi.

Liputan6.com, Jakarta - Empat BUMN operator pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV (Persero) atau Pelindo mengembangkan Integrated Billing System (IBS) atau sistem pembayaran jasa kepelabuhanan yang terintegrasi secara nasional.

"Sebelumnya setiap Pelindo memiliki sistem pembayaran sendiri yang berlaku sesuai wilayah kerjanya masing-masing. Kemudian Menteri BUMN memberikan arahan agar keempat Pelindo bersinergi menyusun dan menerapkan sistem pembayaran tarif jasa kepelabuhanan berbasis elektronik (single billing) yang terintegrasi secara nasional," kata Direktur Utama Pelindo III, Doso Agung dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/6/2019).

Ia menuturkan, kini dengan kemajuan teknologi dan jaringan internet telah mampu mengeliminasi keterbatasan pertemuan fisik dan waktu dalam memberikan pelayanan jasa yang prima.

Standarisasi ini membuat proses bisnis berjalan lebih simpel dan terukur, sehingga dapat tercapai efisiensi yang diharapkan akan berimbas positif untuk menekan biaya logistik nasional.

Pelindo III sebenarnya sudah mengimplementasikan single portal IBS yang memiliki layanan, yaitu e-registration, e-booking, e-tracking, e-payment, e-invoice, e-billing, dan e-care.

Semua itu telah mencakup seluruh tahap layanan yang dibutuhkan pengguna jasa pelabuhan dalam satu portal digital. Bahkan sejak akhir 2016, IBS Pelindo III telah terintegrasi dengan Inaportnet milik Kementerian Perhubungan untuk wilayah operasi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Pada 2017, mulai diterapkan di pelabuhan lainnya di wilayah kerja Pelindo III. Lalu pada 2018 telah terintegrasi dengan Sistem Informasi Perdagangan Antarpulau (SIPAP) milik Kementerian Perdagangan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesiapan Teknologi Informasi

Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III, Putut Sri Muljanto mengungkapkan, kesiapan sistem teknologi informasi yang dimiliki Pelindo III diharapkan dapat berkontribusi dalam penyiapan The New IBS yang akan berlaku pada pelabuhan di wilayah kerja keempat Pelindo. 

Para pengguna jasa kepelabuhanan nantinya cukup mengatur kebutuhannya secara online melalui aplikasi dalam telepon genggam dengan 3 layanan utama, yaitu e-booking untuk memesan layanan, e-billing untuk mengakses tagihan, dan e-payment untuk membayar secaraonline.

Pada fase awal dari kerja sama tersebut masing-masing Pelindo akan menunjuk 1 terminal peti kemas yang akan diintegrasikan, yaitu TPKD Belawan milik Pelindo I, TP 2 Priok milik Pelindo II, TPK Banjarmasin milik Pelindo III, dan TP Tarakan milik Pelindo IV. 

"Di tahap awal akan fokus pada segmen peti kemas dengan formulir yang telah terstandarisasi untuk prosesreceiving dan delivery  peti kemas. Nantinya setelah lancar akan terus dikembangkan pada pelabuhan lain dan komoditas kargo lainnya," ujar dia.

3 dari 4 halaman

Pembangunan Terminal Penumpang Kapal Pesiar di Benoa Sudah 79 Persen

Sebelumnya, PT Pelindo III (Persero) tengah membangun Pelabuhan Benoa, Bali. Salah satu adalah pembangunan gedung terminal penumpang khusus untuk kapal pesiar.

Pembangunan gedung terminal penumpang kapal pesiar di Benoa ini akan selesai semester II 2019. Hingga awal Juni, kemajuan pembangunan fisik bangunan telah mencapai 79,12 persen.

"Kami berharap, apa yang telah kami lakukan di Pelabuhan Benoa dapat memberikan inspirasi bagi institusi terkait lainnya dan masyarakat Bali untuk turut mendukung pengembangan dan pembangunan Pulau Bali," ujar CEO Regional Bali Nusra Pelindo III, Wayan Eka Saputra, Kamis, 13 Juni 2019.

Adapun jumlah kunjungan penumpang kapal pesiar pada 2018 tercatat 54.802 orang wisatawan mancanegara, naik lima persen dibanding 2017 sebanyak 52.125 orang.

Hingga Mei 2019, tercatat jumlah kapal pesiar sebanyak 26 unit dengan penumpang sebanyak 24.418 orang wisatawan mancanegara telah mengunjungi Bali melalui Pelabuhan Benoa.

"Target kapal pesiar di tahun 2019 ini sendiri sebanyak 75 unit kapal pesiar," kata Wayan Eka Saputra.

Dia berharap tidak lama lagi, Pelabuhan Benoa bisa menjadi home port cruise yaitu kapal pesiar nantinya tidak hanya transit.

Dengan menjadi home port cruise tersebut akan berdampak positif bagi perekonomian di Bali karena ini memiliki multiplier effect cukup besar untuk masyarakat Bali.

"Saat kapal pesiar bersandar di pelabuhan, maka tentunya bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya,” tambah Wayan.

 

4 dari 4 halaman

Merampungkan Pengerukan

Selain itu, Pelindo III juga telah merampungkan pengerukan dan pendalaman alur dari minus 9 Meter low water spring/rata-rata muka air laut (LWS) menjadi minus 12 Meter LWS.

Hal tersebut memungkinkan kapal pesiar dengan Length of All (LOA) / ukuran panjang lebih dari 350 Meter dapat bersandar di dermaga yang sebelumnya hanya berlabuh diluar Alur Pelabuhan.

Tidak hanya itu, turning basin atau area untuk berputar kapal juga diperlebar sehingga kapal yang memiliki radius putar lebih panjang dapat melakukan manuver dengan aman dari 300 meter sekarang menjadi 420 meter.

Serta lebar di kolam timur dari awal 150 meter sekarang telah menjadi 200 meter, dan untuk kolam barat dari 150 meter menjadi 330 meter. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.