Sukses

Rayu Milenial, Perusahaan Ini Tawarkan Cuti 3 Bulan

Ernst & Young (EY) melakukan inovasi dengan menawarkan cuti selama 3 bulan.

Liputan6.com, Canberra - Perusahaan keuangan Ernst & Young (EY) menawarkan cuti kehidupan (life leave) kepada pegawainya. Cuti ini diharapkan bisa mendorong pegawai agar lebih rileks.

Melansir Business Insider, panjang cuti yang ditawarkan EY adalah selama 12 minggu. Pegawai bebas menggunakan cuti itu untuk berpergian, bekerja paruh-waktu, bersantai, dan mengejar passion mereka.

"Kebijakan kerja yang fleksibel seperti ini memang diperlukan karena bertambahnya kompetisi untuk menjaring talenta," ujar Kate Hillman, people partner di EY Oceania.

Cuti ini tak perlu langsung diambil sekaligus karena dapat dipisah hingga dua waktu. Selain itu, ada pula kebijakan bekerja sesuai perjanjian dan paruh-waktu.

Kebijakan-kebijakan itu memberi berbagai opsi jadwal kerja ke pegawai, mulai dari kerja paruh waktu pada masa liburan sekolah, atau mengadopsi kerja paruh-waktu hingga waktu tiga bulan.

Pihak EY menyebut fleksibilitas di dunia kerja bisa menambah engagement pegawai hingga 11 persen. Generasi milenial pun disebut suka pekerjaan yang fleksibel ketimbang tempat kerja tradisional.

Program cuti dan jadwal fleksibel ini diharapkan memudahkan pegawai mengejar minat tanpa keluar dari pekerjaan." Kami berinovasi jadi kita tidak kehilangan pegawai ketika mereka mengejar passion mereka di luar dunia kerja," jelas Hillman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Swedia Kasih Cuti 6 Bulan agar Pegawai Bisa Buka Usaha

Pegawai di Swedia menikmati hak cuti sampai setengah tahun untuk menjalankan bisnis. Ini tertuang dalam Undang-Undang Hak Cuti untuk Menjalankan Operasi Bisnis.

Dilaporkan World Economic Forum, cuti ini dapat diajukan pegawai yang sudah bekerja secara full-time selama minimal enam bulan yang disebut tjänstledighet.

Perusahaan hanya bisa menolak cuti jika pegawai tersebut memiliki peran penting dalam pengoperasian bisnis. Ide bisnis si pegawai juga tak boleh berkompetisi atau menyulitkan perusahaan.

Aturan ini memuluskan reputasi Swedia sebagai ibu kota start-up di seantero Eropa, mengalahkan London dan Berlin. Tercatat, Stockholm hanya ada di belakang Silicon Valley dari jumlah unicorn (start-up dengan valuasi USD 1 miliar).

Beberapa start-up mendunia dari Swedia adalah Spotify, Skype, dan Mojang yang membuat Minecraft. Skype dan Mojan sudah dibeli Microsoft.

Untuk cuti bisnis ini pegawai tidak mendapatkan gaji. Ini berbeda dari cuti terkait keluarga di wilayah Nordik yang umumnya tetap berbayar.

Negara-negara maju di wilayah Nordik terkenal dermawan memberikan cuti agar orang tua bisa menghabiskan waktu bersama anak. Ini berlaku juga di Swedia yang memberikan parental leave selama 16 bulan dan tetap mendapat gaji sekitar 80 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.