Sukses

Kementerian PUPR Bikin Konsep Hunian untuk Milenial, Seperti Apa?

Kementerian PUPR mengklaim masih akan membuat penyediaan perumahan untuk generasi milenial atau generasi Y.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) mengklaim masih akan membuat penyediaan perumahan untuk generasi milenial atau generasi Y (generasi yang lahir pada 1980-1990, atau pada awal 2000). 

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Khalawi Abdul Hamid mengatakan, pihaknya akan fokus terlebih dahulu pada penyediaan perumahan untuk ASN (Aparatur Sipil Negara).

"Ini (milenial) akan dibahas. Tetapi ASN (perumahan untuk aparatur sipil negara) dulu, hanya setelah itu kami godok milenial," kata dia, pada konferensi pers di kantornya, Jumat (8/3/2019).

Khalawi mengatakan, karena banyaknya jumlah generasi milenial, yang mencapai 80 juta orang di Indonesia, dia mengakui kebutuhan perumahan untuk generasi ini sangat mendesak.

"Jadi kita secara paralel berbicara dengan teman-teman dan asosiasi untuk menemukan konsep yang baik untuk memfasilitasi milenial ini," kata dia.

Khalawi mengatakan, sebagai tahap awal, pemerintah akan mengelompokkan atau klusterisasi generasi milenial.

Menurut dia, generasi milenial dibagi menjadi beberapa kelompok mulai dari mereka yang baru saja lulus atau bekerja hingga mereka yang memiliki keluarga.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hunian buat Generasi Milenial

Generasi milenial yang baru saja bekerja atau lulus, misalnya, belum tertarik memiliki perumahan permanen sehingga konsep rusunawa dengan fasilitas internet lengkap dapat diterapkan dengan tepat. Konsep TOD (Transit Oriented Development) juga dianggap cocok untuk milenial karena dekat dengan akses transportasi.

Sementara generasi milenial yang memiliki keluarga dapat memilih perumahan dengan memasukkan skema Fasilitas Pembiayaan Likuiditas Perumahan (FLPP) sesuai dengan kemampuan mereka.

"Jadi bujangan itu tinggal di apartemen atau flat, jika dia sudah menikah, dia bisa pindah ke hunian subsidi pemerintah. Dia bisa menemukannya sendiri yang tapak lainnya," ujarnya.

Meskipun kebutuhannya mendesak, Khalawi mengatakan dia tidak bisa memastikan implementasi perumahan untuk milenial dapat terealisasi dalam waktu dekat.

"Jangan sampai konsepnya asal-asalan nanti, karena yang ditangani banyak, 80 juta. Jadi kita harus membuat konsep yang benar-benar aplikatif, bisa diterapkan dan 'berkelanjutan'," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.