Sukses

Prabowo Ingin Bangun BUMN Kelautan, Jokowi: Kita Sudah Punya

Prabowo ingin bangun BUMN laut, Indonesia sudah punya.

Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor 02 Prabowo Subianto menjanjikan membangun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kelautan. Program ini ia unggulkan ketika membahas kesejahteraan nelayan.

Nantinya, Prabowo ingin BUMN tersebut memberikan pelatihan dan prasarana seperti cold storage dan pengalengan.

"BUMN khusus di bidang laut dan perikanan, dan mengorganisir nelayan-nelayan. dilatih dengan teknologi tepat, kapal, modal, kemudian diberi prasarana, cold storage, pengalengan, sebagainya, kemudian pemasaran dibeli ke pemerintah," ujar Prabowo, Minggu (17/2/2019) di Hotel Sultan, Jakarta.

Ternyata, BUMN kelautan sudah ada sejak dulu. Ada Perum Perindo yang dibangun sejak tahun 1990 dan Perinus yang aktif sedari tahun 1998.

"BUMN perikanan kita memiliki Perindo, Perinus yang itu membantu membeli ikan-ikan dari rakyat," ujar Jokowi.

Selain BUMN kelautan, Jokowi juga menyebut nelayan sudah memiliki akses bank mikro agar memudahkan pinjaman. Begitu juga perizinan tentang kapal.

"Untuk nelayan kecil, bobot 10 GT ke bawah ini sudah tak pakai izin lagi, hanya yang 10-30 ke atas yang harus mendapatkan izin dari KKP atau provinsi sehingga kita harapkan dengan semakin cepat," pungkas Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perkuat Rupiah, Menteri Rini Lepas Ekspor Produk Ikan

Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN Rini Soemarno kembali mendukung peningkatan nilai ekspor BUMN sebagai upaya untuk mendorong penguatan nilai tukar rupiah. 

Kali ini, Rini berkesempatan melepas ekspor produk perikanan milik dua BUMN yaitu Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia atau Perindo dan PT Perikanan Nusantara atau Perinus di Pelabuhan Makassar, Jumat (5/10/2018).

Ia menyebut, BUMN perikanan harus banting stir dan jeli dalam mencari peluang di pasar internasional. "Kita sebagai BUMN jangan berkompetisi dengan kalangan menengah, terutama di domestik. Kita harus bisa mempenetrasi pasar-pasar yang sulit, sehingga kita bisa membuka potensi Indonesia ke luar," ujar dia. 

"Ini memang tujuan kita untuk bagaimana kita meningkatkan ekspor, mengurangi impor, sehingga neraca perdagangan kita menjadi sehat," lanjut Rini.

Rini secara resmi melepas lima kontainer produk  perikanan dengan nilai ekspor sebesar USD 480,1 ribu. Tiga dari lima kontainer merupakan produk perikanan milik Perindo yang terdiri dari dua kontainer berisi ikan jenis kakap merah, ikan tenggiri, cumi-cumi berbobot 36 ton dan senilai USD 210 ribu yang akan diekspor ke AS dan 1 kontainer berisi 18 ton jenis gurita dan cumi-cumi  senilai USD 100,6 ribu yang akan diekspor ke Eropa.

Sementara, dua kontainer lainnya merupakan produk perikanan milik Perinus yang berisi 30 ton gurita dingin dengan nilai sebesar USD 169,5 ribu yang akan diekspor ke Jepang.

Secara umum, realisasi ekspor dua BUMN Perikanan hingga September 2018 tercatat sebesar 512,1 ton atau senilai USD 5,54 juta USD yang terdiri dari Perum Perindo 392,3 ton atau senilai USD 4,75 juta dan Perinus sebesar 119,8 ton atau senilai USD 791 ribu. Pada tahun berikutnya, Rini Soemarno memberikan target yang cukup ambisius, yakni USD 150 juta ekspor ikan.

"Saya berharap ini suatu permulaan. Tadi dikatakan bahwa Perikanan Indonesia itu tahun ini USD 6 juta. Akhir tahun depan, saya ingin dapat laporannya jadi 50 juta dolar. Kalau Perinus tadi mengatakan ekspornya tahun ini mungkin total bisa 50-an (juta dolar), berarti tahun depan minimal USD 100 juta," ujar Rini sembari menambahkan ekspor yang dilakukan haruslah direct call.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini