Sukses

Libur Imlek, Tarif Hotel Tak Naik Signifikan

Turis di Bali masih didominasi pelancong China, walau angka mereka tercatat menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pada liburan Imlek 2019, tarif hotel di destinasi liburan utama terpantau tidak naik secara signifikan. Ini terutama pada hotel di Bali yang masih menjadi tujuan nomor satu pada Imlek.

"Harganya masih sama tidak ada kenaikan. Artinya, semua rate hotel mereka mengikuti variabel dynamics rate. Kalau yang rata-rata potensinya tinggi, pasti ikut rate agak itnggi, karena kalau rendah pasti agak rendah, karena sesuai market yang mereka targetkan," jelas Ketua Bali Hotel Association Ricky Putra ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (5/2/2019).

Ricky menjelaskan, turis di Bali masih didominasi pelancong China, walau angka mereka tercatat menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, Bali tetap menjadi tujuan utama orang-orang asing yang berlibur Imlek.

"Kalau orang dari luar itu banyak ke Bali, kebanyakan turis dari Taiwan, China, itu mereka liburnya panjang," ungkap Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani.

Hariyadi mencatat, liburan di daerah Jawa-Bali seperti Bali, Jogja, dan Bandung menjadi pilihan karena waktu liburan Imlek yang singkat. Durasi liburan yang singkat pun membuat turis kurang berminat bepergian ke luar Jawa dan Bali.

Pengunjung ke daerah seperti Kalimantan Barat pun lebih didominasi oleh mereka yang mudik Imlek ketimbang khusus berlibur.

"Kalau Kalimantan Barat orang-orang pulang kampung, di Bangka juga, Medan, banyak orang Chinese yang ada di Jakarta yang pulang kampung," pungkas Hariyadi. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjualan Pernik-pernik Imlek di Pasar Petak Sembilan Glodok Lesu

Penjualan pernak pernik Imlek 2019 pada Tahun Babi ini terpantau lesu dibanding perayaan-perayaan sebelumnya. Hal itu dikeluhkan para pedagang aksesoris khas perayaan Imlek di Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.

"Shio Babi amsyong. Yang (tahun) kemarin lumayan, anjing. Sekarang orang-orang lagi pada demam, demam kantong, demam duit," keluh Musdahlia (28), pedagang di Pasar Petak Sembilan kepada Liputan6.com, Senin, 4 Februari 2019.

Musdahlia mengaku, keuntungan bersih yang didapatkannya pada perayaan Imlek tahun ini bisa berkurang hingga tiga sampai empat kali lipat dibanding 2018 kemarin. Pendapatan yang tak bagus itu pun disebutkan berkisar Rp 1 juta per hari.

"Sekarang sehari bersihnya cuman dapat Rp 1 juta. Kalau lagi bagus, enggak amsyong, bisa sampai Rp 3-Rp 4 juta (per hari)," jelas dia.

Adapun wanita bertubuh gempal ini coba menjajakan berbagai cindera mata khas Imlek di tendanya, seperti lampion dan hiasan gantungan. Kisaran harganya pun bervariatif, mulai dari Rp 150-300 ribu dengan opsi tawar. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini