Sukses

Pertamina Sambungkan Listrik untuk 13.470 Rumah Tangga Tidak Mampu

Pertamina alokasikan anggaran Rp 7,5 miliar untuk menerangi 13.470 rumah tangga tidak mampu.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berkontribusi dalam penyambungan listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu, dengan menerangi 13.470 rumah di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Direktur PT Pertamina Retail, Mas'ud Khamid menyatakan, Pertamina Group mengalokasikan anggaran sekitar Rp 7,5 miliar untuk menyambungkan listrik bagi 13.470 rumah tangga tidak mampu.

Melalui aktivitas ini, Pertamina berharap bisa membantu masyarakat kurang mampu, khususnya yang berada di Jawa Barat bagian Selatan serta Banten.

"Selama ini masyarakat tersebut belum bisa menikmati penerangan listrik," ujar Mas’ud, di Jakarta, Rabu (8/8/2018).

Untuk teknis pemasangan jaringan listrik tersebut, lanjut Mas’ud, Pertamina telah menandatangani kerja sama dengan PT PLN, sebagai BUMN yang memiliki otoritas yang menyambungkan listrik kepada masyarakat.

Menteri BUMN, Rini Soemarno menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada para direksi BUMN yang telah bersinergi untuk membantu menerangi rumah tangga kurang mampu. Kementerian BUMN menargetkan hingga Maret 2018, bisa menyambungkan listrik kepada 360 ribu rumah tangga kurang mampu di seluruh Indonesia.‎

"Kesetaraan dan keadilan harus menjadi nomor satu, ini tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu saya meminta kepada Direksi BUMN untuk bisa membantu. Terima kasih kepada para direksi BUMN, ada 34 BUMN yang berpartisipasi dalam program Sinergi BUMN Sambung Listrik,” ujar Rini.

Penerangan listrik bagi keluarga kurang mampu, lanjut Rini, sangat membantu kehidupan mereka, karena selama ini mereka harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk penerangan.

"Dengan satu lampu ‘teplok’  saja menggunakan minyak tanah biayanya juga tidak murah. Dengan harga minyak tanah Rp 9.500 per liter, per bulan bisa menghabiskan Rp 45 ribu. Begitu juga kalau menumpang aliran listrik untuk satu lampu saja, biayanya Rp 30 ribu per bulan," ujar Rini.

"Sementara dengan sambungan listrik sendiri, biaya per bulan hanya Rp 20 ribu, itu untuk penerangan lampu dan lain-lain," tambah Rini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Sambungan Listrik Gratis, Warga Kurang Mampu Tak Lagi Numpang Tetangga

Sebelumnya,PT PLN (persero) menyatakan bahwa program penyambungan listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu membuat pengeluaran jauh lebih hemat. 

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur PLN Amir ‎Rasyidin mengatakan, selama ini masih ada masyarakat yang belum mampu menyambung listrik. Sementara sudah ada jaringan listrik di pemukiman tempat warga yang belum mendapat sambungan listrik tersebut.

Agar bisa menikmati penerangan dari sumber energi listrik, biasanya masyarakat tersebut menyambung kabel listrik dari tetangga.

"Masyarakat ini rata-rata mengambil listrik dari tetangga," kata Amir, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Selasa 7 Agustus 2018.

Amir melanjutkan, masyarakat yang menumpang sambungan listrik dari tetangganya tersebut, biasanya dikenakan biaya yang terbilang mahal mencapai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per bulan untuk satu lampu.

Jika dibandingkan dengan menggunakan listrik dari PLN langsung jauh lebih murah, yaitu sekitar Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu per bulan.

"Ambil satu lampu bayarnya Rp 20 ribu-30 ribu. Orang yang ambil listrik ini ambil lebih mahal dari harga listrik PLN," tutur Amir.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.