Sukses

90 Persen Devisa Hasil Ekspor Telah Masuk RI

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan terus memastikan kewajiban pelaporan valas hasil ekspor direpatriasi oleh pengusaha.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat 90 persen lebih devisa hasil ekspor sudah masuk ke Indonesia. Data ini berdasarkan pencocokan antara dokumen pengapalan dan dokumen keuangan yang masuk melalui perbankan.

Namun, devisa hasil ekspor yang dikonversi ke rupiah jumlahnya terbilang masih kecil. BI mencatat, valas hasil ekspor yang dikonversi ke rupiah hanya sebesar 15 persen sampai dengan 25 persen dari total valas yang tercatat kembali ke Indonesia.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengungkapkan, rendahnya valas hasil ekspor yang dikonversikan menjadi rupiah disebakkan aturan bank sentral. Di mana sistem tersebut menganut devisa bebas.

"Memang karena kita menganut sistem devisa bebas. Uang setelah masuk kemudian yang memiliki dana membuat apapun tidak ada yang melarang. Misalnya untuk keperluan bayar impor ya silakan atau kewajiban membayar Utang Luar Negeri (ULN), kata dia di Kantornya, Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Dirinya pun menyebut, tidak ada kewajiban yang mengharuskan mengkonversi ke rupiah. "Tergantung kebutuhan dari eksportir tersebut. Kalau memang membutuhkan ya dikonversi. Jadi tidak ada kewajiban untuk mengkonversi," imbuhnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerja Sama BI dan Pemerintah

Sebelumnya, ditempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan terus memastikan kewajiban pelaporan valas hasil ekspor direpatriasi oleh pengusaha. Hal ini untuk memastikan penerimaan devisa hasil ekspor masuk ke kas negara.

"Untuk repatriasi devisa, itu sudah dilakukan policynya waktu itu. Dan kita akan memonitor berapa banyak yang disampaikan statistiknya. Berapa yang dikonversi ke Rupiah, berapa yang dikonversi ke mata uang asing untuk membayar kewajiban," ujar Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Jumat (27/7).

Pernyataan tersebut menyusul adanya pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan 40 pengusaha yang berorientasi ekspor ke Istana Bogor, Kamis (26/7) kemarin. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai cara agar devisa ekspor bisa dibawa ke dalam negeri sehingga memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia, mengingat saat ini nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat belum menunjukkan pemulihan.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.