Sukses

Wall Street Melompat Sambut Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Wall Street ditutup menguat ditopang kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.

Liputan6.com, New York - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) ditopang kenaikan imbal hasil (yield) obligasi  bertenor 10 tahun Amerika Serikat (AS). Kenaikan yield obligasi AS mendorong saham keuangan dan membuat investor mengantisipasi berlanjutnya penguatan kinerja keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi AS.

Dilansir dari Reuters, Selasa (24/7/2018),  indeks S&P 500 naik 5,15 poin atau 0,18 persen menjadi 2.806,98 dan Nasdaq Composite naik 21,68 poin atau 0,28 persen menjadi 7.841,87. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 13,83 poin atau 0,06 persen menjadi 25.044,29.

Indeks saham sektor keuangan S&P naik 1,3 persen setelah imbal hasil obligasi 10 tahun AS naik ke level tertinggi dalam lima minggu. Bank Sentral AS atau Federal Reserve kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga meskipun ada kritik dari Presiden Donald Trump.

"Ini merupakan tanda penguatan ekonomi dan kenaikan pendapatan perusahaan," kata Oliver Pursche, chief Market Strategist di Bruderman Asset Management.

Analis kini memperkirakan pertumbuhan laba perusahaan sekitar 22 persen untuk periode laba kuartal kedua, naik dari 20,7 persen pada awal bulan.

Berita pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung membantu penguatan saham AS. Presiden Meksiko terpilih Andres Manuel Lopez Obrador mengirim surat kepada Trump untuk mendesak negosiasi perdagangan NAFTA, dan pejabat perdagangan dari Meksiko dan Amerika Serikat akan bertemu akhir pekan ini.

Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker juga dijadwalkan bertemu dengan Trump pada hari Rabu atas pengenaan tarif impor, meskipun ia tidak akan tiba di Washington dengan tawaran perdagangan tertentu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Investor khawatir

Tetapi beberapa investor khawatir tentang pengaruh ketegangan perdagangan internasional terhadap dolar AS, yang telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa perusahaan multinasional AS mengevaluasi kembali strategi lindung nilai mata uang perseroan.

Saham Illinois Tool Works Inc (ITW.N) turun 7,2 persen, berkontribusi pada penurunan S & P 500 sektor industri. Pembuat komponen mesin memangkas proyeksi laba setahun penuh, bergabung dengan Netflix Inc (NFLX.O) yang menyalahkan penguatan dolar AS sebagai penyebab melemahnya kinerja perusahaan.

Saham Amazon.com Inc (AMZN.O) tergelincir 0,6 persen dan merupakan hambatan terbesar di Nasdaq dan S & P 500 setelah Trump memperbarui serangannya terhadap pengecer.

Saham Hasbro Inc (HAS.O) melonjak 12,9 persen, terbesar di S & P 500, setelah membukukan kinerja keuangan yang optimistis. Saham Rival Mattel Inc naik 3,9 persen.

Saham Tesla Inc (TSLA.O) turun 3,3 persen setelah laporan bahwa perusahaan telah meminta beberapa pemasok untuk mengembalikan pembayaran sebelumnya sebagai upaya untuk menghasilkan laba.

Saham kontraktor minyak Halliburton Co (HAL.N) merosot 8,1 persen karena investor fokus pada pertumbuhan kendala pipa di Permian Basin. LifePoint Health Inc (LPNT.O) saham melonjak 35,5 persen dan mengangkat saham operator rumah sakit setelah perusahaan setuju untuk dibeli oleh Apollo Global Management (APO.N) dalam kesepakatan senilai sekitar USD 5,6 miliar.

Saham Alphabet Inc (GOOGL.O) naik lebih dari 4 persen setelah raksasa internet itu melaporkan hasil kinerja kuartalan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.