Sukses

BPS: Inflasi Mei 2018 Tercatat 0,21 Persen

Inflasi pada Ramadan 2018 ini lebih rendah jika dibandingkan dengan Ramadan 2017 dan Ramadan 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi April 2018 yang sebesar 0,1 persen.

Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,3 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,23 persen. "Perkembangan harga komoditas pada Mei menunjukkan adanya peningkatan," jelas Kepala BPS, Suhariyanto, Senin (6/4/2018).

Dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK), terdapat 65 kota yang mengalami inflasi dan terdapat 17 kota mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Tual dan terendah terjadi di Purwokerto dan tangerang," tambah dia.

Ia melanjutkan, pada inflasi pada Ramadan 2018 ini jika dibandingkan dengan Ramadan 2017 yang tercatat 0,39 persen dan Ramadan 2016 yang sebesar 0,66 persen maka untuk tahun ini jauh lebih rendah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi Ekonom

Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memperkirakan inflasi Mei ini sebesar 0,23 persen Month to Month (MoM) atau 3,25 persen (Year on Year/YoY). Inflasi tahunan ini diprediksi lebih rendah dari bulan sebelumnya di 3,41 persen YoY.

"Penggerak inflasi Mei adalah komponen volatile food dan administered prices," tegas dia dalam analisisnya yang diterima Liputan6.com.

Lebih jauh kata Josua, harga beberapa komoditas pangan meningkat selama periode Mei, seperti daging ayam, daging sapi dan telur ayam yang berkontribusi terhadap inflasi. Sedangkan beras, bawang putih, cabai berkontribusi terhadap deflasi pada komponen makanan.

Dia menjelaskan, permintaan daging ayam dan telur meningkat selama puasa dan diperkirakan akan terus naik menjelang Lebaran. Sementara harga beras dapat dikelola dalam jangka pendek karena pemerintah mengambil langkah impor sejak awal tahun ini, serta dampak musim panen Maret dan April tahun ini.

"Inflasi dari administered prices juga berkontribusi terhadap inflasi di belakang uptrend dalam harga transportasi pada Idul Fitri," terangnya.

Melihat perkembangan inflasi 2018, lanjutnya, inflasi volatile food tumbuh lebih cepat daripada inflasi headline yang menunjukkan bahwa pasokan komoditas pangan perlu ditingkatkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.