Sukses

Wanita Ini Ciptakan InstaPorta, Pencetak Selebgram untuk Tambah Penghasilan

Untuk memanfaatkan instaPorta, pengguna instagram cukup melakukan registrasi identitas dan tarif promosi yang direkomendasikan platform tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan era digital‎ bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi yang memanfaatkan. Salah satunya memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk memperoleh pendapatan.

Seperti yang dilakukan instanPorta, sebuah platform digital yang mengakomodir‎ pengguna media sosial instagram menjadi selebgram yang dapat mempromosikan produk, cara ini akan menghasilkan pendapatan.

‎"Untuk saat ini kita buka peluang sebesar-besarnya bagi kaum milenial untuk dapat penghasilan tambah," kata CEO instaPorta Veronica Edwina,‎ saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti dikutip Minggu (8/4/2018).

Veronica melanjutkan, biasanya untuk ‎menjadi selebgram pemilik akun instagram harus memiliki banyak pengikut atau Follower baru bisa mempromosikan produknya. Kini melalui instaPorta pemilik akun instagram bisa menambah follower dan mempromosikan produk.

Untuk memanfaatkan instaPorta, pengguna instagram cukup melakukan registrasi identitas dan tarif promosi yang direkomendasikan platform tersebut pada situs www.instaporta.com. Kemudian pihak instaPorta akan melakukan verifikasi akun instagram terkait aktivitas akun yang bersangkutan.

Menurut Veronica, untuk memanfaatkan instaPorta tidak perlu mengeluarkan biaya dan tidak ada potongan komisi atas promosi yang dilakukan, karena beban biaya akan ditanggung pemilik produk yang dipromosikan dengan besaran sesuai kesepakatan.

"Kita saat ini tidak ada syarat apapun, kecuali memiliki instagram sendiri,kita verifikasi dulu," ‎tuturnya.

Veronica mengungkapkan, saat ini instaPorta tidak hanya melahirkan selebgram dari Indonesia saja, tetapi juga mancanegara. Seperti dari Amerika, diantaranya Meksiko, Kolombia dan Equador‎.

InstaPorta juga akan menggunakan sosial media lain yang sedang banyak digunakan.

‎"Kita bersyukur tidak hanya digunakan milenial Indonesia tapi mancanegara. Kita kembangkan fitur yang menguntungkan selebgram dan penyedia iklan. Kita mau global," ‎dia menandaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekor Muri

Sebanyak 70 CEO perusahaan digital berkumpul memaparkan proses perkembangan bisnisnya. Acara yang berlangsung di Tangerang ini memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).

Penyelenggara acara, Direktur Radio Heartline 100.6 Fm ‎Jose Marwan mengatakan, acara pemecahan rekor Muri ini didasari perkembangan teknologi digital, yang akhirnya berdampak besar bagi perilaku masyarakat, hingga kepada perubahan model bisnis yang ada.

"Lewat acara ini kami berharap masyarakat peduli dan teredukasi seputar era digital dengan baik," kata Jose, dalam acara 12 Hours Non-Stop Talk With 70 CEOs/Founder/Co-Founder of Digital Company, di Summarecon Mal Serpong, Tangerang, Sabtu (7/4/2018).

CEO dan Founder perusahaan di‎gital yang hadir diantaranya, CEO gakkodigital‎art Widyana Susanty‎. Dia menjelaskan, perusahaannya bergerak pada bidang edukasi anak, untuk meningkatkan kreatifitas dalam hal gambar.

"Gambar bergerak mereka tertarik sekali, ada beberapa pameran, anak-anak senang sekali," kata Widyana.

‎Pembicara lain adalah CEO Connect.com Mizno Kruge yang ‎mengungkapkan, perusahaannya menyediakan platform yang mengumpulkan perusahaan jasa.

Hal ini untuk memecahkan masalah industri jasa dan membangun ekosistem yang menggabungkan pasar layanan dan manajemen layanan di Indonesia, dengan standar yang sama dan memiliki jaminan integritas perusahaan jasa.

"Kita cari tukang susah, belum ada standar antara penyedia karena standarnya beda, di kita provider difilter, nanti di verifikasi," dia menandaskan.

Pembicara lain adalah CEO Connect.com Mizno Kruge yang ‎mengungkapkan, perusahaannya menyediakan platform yang mengumpulkan perusahaan jasa.

Hal ini untuk memecahkan masalah industri jasa dan membangun ekosistem yang menggabungkan pasar layanan dan manajemen layanan di Indonesia, dengan standar yang sama dan memiliki jaminan integritas perusahaan jasa.

"Kita cari tukang susah, belum ada standar antara penyedia karena standarnya beda, di kita provider difilter, nanti di verifikasi," dia menandaskan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini