Sukses

Bank Mandiri Angkat 4 Direktur Baru

RUPST Bank Mandiri menyetujui pengangkatan empat direksi baru periode 2018-2023.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri Tbk mengangkat empat direksi baru periode 2018-2023. Selain itu, perseroan juga menyetujui total dividen yang diterima pemegang saham sebesar 45 persen dari laba bersih 2017.

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo memaparkan, pergantian direksi yang dilakukan adalah sebuah bentuk dukungan pemegang saham untuk mendorong pencapaian target bisnis Bank Mandiri, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Perubahan ini menjadi bentuk dukungan pemegang saham kepada pengurus perseroan dalam mendorong pencapaian target bisnis jangka pendek dan jangka panjang, baik dalam pengelolaan aset maupun penciptaan profitabilitas," ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Adapun direksi baru yang diangkat adalah Agus Dwi Handaya sebagai Direktur Kepatuhan, Panji Irawan sebagai Direktur Keuangan, Alexandra Askandar sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan, dan Donsuwan Simatupang sebagai Direktur Retail Bank.

Sementara itu, Bank Mandiri melaporkan laba bersih perusahaan pada 2017 tercatat sebesar Rp 20,6 triliun, atau tumbuh 49,5 persen secara year on year (YoY). Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 0,6 persen menjadi Rp 44,8 triliun, dan peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 16,4 persen menjadi Rp 23,3 triliun.

Kinerja itu turut ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit perseroan sebesar 10,2 persen menjadi Rp 729,5 triliun pada akhir tahun lalu, di mana kontribusi pembiayaan produktif sebesar 74,7 persen dari total portofolio.

Seluruh pencapaian tersebut berhasil mendongkrak nilai aset Bank Mandiri menjadi Rp 1.124,7 triliun pada akhir 2017.

RUPST juga menyetujui pembayaran dividen sebesar 30 persen dari laba bersih 2017, serta pemberian dividen tambahan sebesar 16 persen. Seluruh dividen yang diterima pemegang saham adalah 45 persen dari laba bersih 2017, atau sebesar Rp 9,288 triliun, atau Rp 199,03 per lembar saham.

"Penetapan besaran dividen itu telah memerhatikan kebutuhan likuiditas Bank Mandiri dalam mengembangkan bisnis ke depan, dan juga sebagai bentuk apresiasi kami kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya," pungkas Kartika.

 

Berikut susunan baru direksi Bank Mandiri :

1. Direktur Utama  : Kartika Wirjoatmodjo

2. Wakil Direktur Utama : Sulaiman Arif Arianto

3. Direktur Keuangan : Panji Irawan

4. Direktur Korporasi : Royke Tumilaar

5. Direktur Bisnis dan Jaringan : Herry Gunardi

6. Direktur Ritel Bank : Donsuwan Simatupang

7. Direktur Manajemen Risiko : Ahmad Siddik Badruddin

8. Direktur Hubungan Kelembagaan : Alexandra Askandar

9. Direktur IT : Rico Usthavia Franz D

10. Direktur Treasury : Darmawan Junaidi

11. Direktur Kepatuhan : Agus Dwi Handaya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kini Isi Saldo Go-Pay Kena Biaya Rp 1.000 per Transaksi

Bank Mandiri kini menerapkan tarif isi ulang uang elektronik di aplikasi Go-jek atau dikenal dengan sebutan Go-Pay.

Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Rohan Hafas mengungkapkan alasan dibalik pengenaan tarif isi ulang saldo Go-Pay adalah sesuai permintaan pihak Go-Jek.

Rohan menjelaskan, pihaknya dengan Go-Jek susah lama melakukan kerja sama terkait pengisian Go-Pay dan mengenakan tarif pada perusahaan penyedia layanan ojek berbasis daring tersebut.

"Kita sudah lama sebagai hubungan merchant sama bank mengenakan fee (biaya) kepada merchant udah lama, udah lebih dari setahun," kata Rohan daat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Rohan menuturkan, pengenaan biaya tersebut berlaku untuk semua merchant yang bekerja sama dengan Bank Mandiri.

"Jadi kalau mereka (Go-Jek) sekarang ini mengenakannya kepada customernya itu adalah keputusan dari mereka, dari sana yang meminta. Karena kalau kita mengenakan (biaya kepada Go-Jek) sudah lama," ujarnya.

Rohan menegaskan, jika saat ini pelanggan dibebankan biaya Rp 1.000 per sekali transaksi isi ulang itu adalah murni keputusan Go-Jek dan tidak ada sangkut pautnya dengan pihak bank.

"Bahwa saat ini fee yang kami kenakan ke Go-Jek diteruskan ke konsumennya itu keputusannya di Go-Jek karena kami ke mereka adalah hubungan bisnis antara merchant,” tutur dia.

Rohan menyatakan. pihak bank juga tidak terlibat dalam penentuan besaran tarif yang dibebankan. "Hubungan kita hanya dengan merchant (Go-Jek), kita tidak ke customer." ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.