Sukses

Kelangkaan Elpiji 3 Kg Akibat Penimbunan?

Pemerintah kan sudah gembar-gembor distribusi tertutup di 2018, dan ini sempat memancing kepanikan konsumen masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus menelusur isu kelangkaan Elpiji subsidi 3 kilogram (kg) di sejumlah daerah. Jika ada indikasi penimbunan atau penyimpangan yang dilakukan agen maupun pangkalan Elpiji, maka perusahaan tak segan-segan untuk memecat dan menutup usaha mereka.

Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar, mengaku belum menemukan indikasi penyimpangan atau penimbunan sehingga menyebabkan isu kelangkaan tabung melon semakin membesar.

"Sampai sekarang belum (penimbunan). Jadi indikasinya adalah adanya intensitas kebutuhan masyarakat yang tinggi. Tapi tidak tahu kalau pihak aparat yang menemukan," tegas dia di kantornya, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Iskandar menimbau kepada pelaku usaha yang memanfaatkan peluang dari isu kelangkaan Elpiji 3 kg. Kepolisian pun bergerak untuk mencari penyebab dan menindak tegas jika ada suatu penyimpangan terhadap barang subsidi itu.

"Kami musuhin lah, wong masyarakat susah kok ada yang menari di atas kesusahan rakyat. Ada tindakan tegas kalau ada pelaku usaha yang spekulasi," ujarnya.

Dalam kontrak dengan agen dan pangkalan Elpiji, sambung dia, ada aturan yang menegaskan sanksi bila terjadi pelanggaran. "Di kontrak ada, kalau pelaku (penimbunan) agen, dipecat. Kalau pangkalan, sanksinya sama, akan ditutup (usahanya)," tutur Iskandar.

Pertamina mengontrol penyaluran Elpiji 3 kg sampai ke pangkalan. Perusahaan terus mengontrol ketersediaan stok Elpiji, termasuk tabung melon di 135 ribu pangkalan. Stok ini pun dikontrol Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Tapi dari 135 ribu Pangkalan ini punya jaringan berapa ribu lagi pengecer. Kami kontrol stabilisasi harga dan ketersediaan sampai Pangkalan," papar Iskandar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemicu Kelangkaan

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyebut beberapa faktor utama penyebab isu kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di sejumlah daerah, termasuk di Jabodetabek akhir-akhir ini. Masyarakat panik dan resah terhadap rencana kebijakan pemerintah dan perusahaan konsumsi elpiji subsidi tersebut.

Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar, mengungkapkan pemicu isu kelangkaan tabung melon disebabkan beberapa hal. Pertama, karena masyarakat panik atas rencana distribusi tertutup untuk elpiji 3 kg pada 2018 yang sudah digembar-gemborkan pemerintah. 

"Pemerintah kan sudah gembar-gembor distribusi tertutup di 2018, dan ini sempat memancing kepanikan konsumen masyarakat, sehingga mereka membeli berlebihan mengisi dua-tiga stok tabung di rumah, dan akhirnya masyarakat yang benar-benar membutuhkan jadi sulit mendapat elpiji 3 kg," jelas dia saat konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Saat ini, kata Iskandar, elpiji subsidi 3 kg tidak hanya dikonsumsi masyarakat miskin. Penyalurannya tidak tepat sasaran karena masih menerapkan distribusi terbuka. Artinya tidak ada kriteria penerima tabung melon hanya untuk rumah tangga miskin. Dalam Peraturan Presiden (Perpres) hanya disebutkan rumah tangga dan usaha mikro.

"Distorsi ini meluas karena elpiji subsidi dikonsumsi masyarakat luas. Pompa sawah saja yang tadinya pakai bahan bakar minyak (BBM), bisa diganti pakai elpiji 3 kg. Belum lagi warung-warung kecil sudah menjalar," dia menjelaskan.

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena distribusinya masih terbuka. Jadi sebenarnya skenario distribusi tertutup menjadi solusi ke depan supaya lebih bagus lagi, dan tepat sasaran," Iskandar menambahkan.

Penyebab lain isu kelangkaan ini mencuat, lebih jauh kata Iskandar, rencana peluncuran Bright Gas ukuran 3 kg nonsubsidi pun menjadi pemicu keresahan di masyarakat. Menurut dia, masyarakat menganggap Bright Gas ini akan menggantikan tabung melon.

"Kesannya seolah-olah Bright Gas 3 kg mau menggantikan elpiji subsidi, jadi bikin keresahan. Tapi memang kami rencana tetap launching Bright Gas 3 kg nonsubsidi pada Maret ini," dia menjelaskan.

Kondisi ini, diakui Iskandar, mengakibatkan terjadinya kenaikan permintaan elpiji 3 kg di awal bulan ini atau di luar tren menjelang Natal dan tahun baru yang meningkat di akhir bulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.