Sukses

Kata Menko Darmin soal Lesunya Daya Beli Masyarakat RI

Tren belanja masyarakat saat ini sudah berubah dari konvensional ke online.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas merilis beberapa indikator daya beli dan konsumsi masyarakat pada Juni 2017 yang mencatatkan  sejumlah penurunan dibanding periode sama tahun lalu. Indikatornya bisa terlihat dari penjualan ritel riil, impor barang konsumsi, penjualan sepeda motor, penjualan mobil, sampai nilai tukar petani (NTP) yang melorot.

Data Bappenas menunjukkan, pertumbuhan penjualan ritel riil dari 16‎,3 persen di Juni 2016, anjlok menjadi 6,7 persen di Juni 2017. Impor barang konsumsi pun menyedihkan, dari pertumbuhan positif sebesar 11,1 persen menjadi negatif 0,8 persen.

Begitupun dengan pertumbuhan penjualan sepeda motor di bulan keenam ini anjlok menjadi negatif 26,9 persen dari sebelumnya di periode sama tahun lalu negatif 9,7 persen‎. Pertumbuhan penjualan mobil dari positif 11,4 persen menjadi negatif 27,5 persen. Sedangkan NTP turun dari 101,5 menjadi 100,5.

Menanggapi data-data itu, Menteri Koordinator Bidang P‎erekonomian, Darmin Nasution menyatakan tren pertumbuhan penjualan selama puasa dan Lebaran cenderung melambat. Bukan hanya di tahun ini, tapi juga tahun-tahun sebelumnya.

"Saya tidak mengatakan tidak benar-benar melesu (daya beli). Tapi data di puasa dan Lebaran memang melambat, seperti tahun lalu di puasa dan Lebaran Juli pun jelek. Tahun ini di Juni juga jelek. Tapi saya tidak mengatakan tidak lesu, kita tunggu saja data konsumsi di kuartal II atau semester I dari BPS," jelasnya di Jakarta, Rabu (2/8/2017).

‎Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa tren belanja masyarakat saat ini sudah berubah dari konvensional ke online. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi penjualan tetap ada, sehingga daya beli masih terjaga.

"Konsumsi kita banyak dipengaruhi online. Itu artinya, transaksi tetap jalan. Cuma mungkin data statistik dan pajak tidak bisa mereka itu (transaksi online)," jelas Bambang.‎

"Itu berfluktuasi karena Juni memang turun hari kerja pendek, penjualan turun hampir di semua aspek. Penjual kan libur, bagaimana mau ada transaksi," ujar Darmin.

Pemerintah, kata Bambang, terus mendorong dengan berbagai macam kebijakan untuk mempermudah perizinan dan menjaga konsumsi masyarakat. "Daya beli bukan normal, tapi kita harus tetap menjaga supaya konsumsi tetap kuat," ujar Mantan Menteri Keuangan itu.

Tonton video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.