Sukses

Tiru Singapura, Penggabungan BUMN Diusulkan Tak Sektoral

PDBI mengusulkan menggunakan pendekatan konglomerasi untuk mendorong BUMN

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) mengusulkan penguatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di pasar regional bukan dengan cara penggabungan berdasarkan sektor bisnis seperti yang telah dijalankan dalam beberapa waktu terakhir. PDBI mengusulkan menggunakan pendekatan konglomerasi.

Founder and Chairman Pusat Data Bisnis Indonesia Christianto Wibisono mengaku, hal yang lebih tepat untuk menguatkan peran BUMN dalam pertumbuhan ekonomi nasional adalah dengan pendekatan konglomerasi.

"Kami usulkan menggunakan pendekatan konglomerasi. Jadi di situ ada bank, asuransi, konstruksi dan lainnya dalam satu struktur," kata dia dalam Diskusi 'Seabad Konglomerasi BUMN' yang diadakan PDBI di Menara Batavia, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Dengan cara itu, dikatakan Christianto akan lebih efektif dalam menandingi perusahaan-perusahaan regional lainnya. Konsep ini dikatakannya juga diterapkan oleh Pemerintah Singapura dengan Temasek Holding. BUMN Singapura tersebut membawahi beberapa perusahaan tetapi tidak dalam satu sektor. 

Di dalam Temasek terdapat perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, telekomunikasi,transportasi, properti, energi dan beberapa lainnya. 

Dengan jumlah BUMN yang saat ini sebanyak 118 perusahaan. PDBI menilai konglomerasi BUMN tersebut bisa dibagi dalam empat induk udaha "Jadi kita bisa punya 4 Temasek ke depan nanti," tegasnya.

Tidak hanya lebih efisien dalam menggaet pasar regional, dengan cara konglomerasi ini mampu meminimalisir peluang monopoli yang dilakukan oleh BUMN.

Dijelaskan Christianto, pengalaman monopoli inilah yang pada era Belanda dulu banyak menjadikan perusahaan bankrut. Maka dari itu, menurutnya, pengalaman inilah yang harus menjadi pembelajaran saat ini oleh Kementerian BUMN.

"Kalau dibagi 4 grup tidak akan ada kemungkinan monopoli seperti dulu, kalau monopoli kemungkinan menyalahgunakan posisi besar. Justru yang akan terjadi adalah persaingan bisnis, ini lebih sehat," tutup dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.