Sukses

Demo Berlarut Picu Kekhawatiran Investor

Jika demonstrasi berlangsung anarkis maka investor mengambil sikap hati-hati untuk mengucurkan modalnya.

Liputan6.com, Jakarta Aksi demonstrasi di Indonesia diharapkan tidak berlarut-larut. Pasalnya, hal tersebut akan memberikan dampak yang negatif pada investor.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual mengatakan, demo yang berlarut-larut menunjukkan jika Indonesia dihadapkan pada ancaman krisis keamanan. Menurut dia, jika dibiarkan akan memberikan persepsi yang buruk bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kalau demo berlarut menuju ke krisis politik dan keamanan, Ini yang akan menjadi masalah dan memberikan impact yang besar bagi investor," kata dia di Jakarta, Senin (21/11/2016).

Dia menambahkan, apabila investor hengkang dari Indonesia akan memberikan pengaruh pada perekonomian nasional. Oleh karenanya, dia berharap demo besar yang kembali berlangsung pada 2 Desember 2016 berlangsung dengan damai.

"Jika demo dengan aksi damai, itu tidak berpengaruh besar," ujar dia.

Sebaliknya, jika demonstrasi berlangsung anarkis maka investor mengambil sikap hati-hati untuk mengucurkan modalnya."Mereka investor asing dan domestik‎ akan khawatir. Untuk demo 2 Desember nanti, investor wait and see," tukas dia.

Untuk diketahui, sejumlah ormas akan kembali melakukan aksi damai untuk mengawal proses hukum Gubernur DKI Jakarta Nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait dugaan penistaan agama.

Bukan hanya itu, aksi ini juga berbarengan dengan demonstrasi elemen buruh yang menuntut pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang dianggap menerapkan rezim upah murah.

"Buruh di 250 kabupaten/kota di 20 provinsi sekitar hampir 1 juta buruh akan melakukan mogok nasional dalam bentuk unjuk rasa nasional setop produksi. Aksi ini digelar 2 Desember mendatang, dari sebelumnya direncanakan 25 November ini," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.