Sukses

Bonus Demografi Bisa Bikin Bangladesh Jadi Negara Maju

Sebanyak 60 persen dari penduduk Bangladesh berusia kurang dari 59 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Bangladesh yakin bisa menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Bonus demografi yang dimiliki oleh Bangladesh menjadi salah satu modal untuk mencapai tujuan tersebut. 

Menteri Perencanaan Bangladesh, Mustafa Kamal, menegaskan pemerintah Bangladesh akan membuktikan kepada dunia bahwa Bangladesh mampu menjadi negara maju dengan perekonomian besar di dunia. Hal ini untuk menepis keraguan banyak pihak atas masa depan ekonomi Bangladesh.

"Bangladesh disebut-sebut negara dengan perekonomian terbawah. Bangladesh tidak akan berlanjut menjadi negara maju dalam hal pembangunan ekonominya," ucap Mustafa saat menjadi pembicara di Forum Ekonomi Islam Dunia di JCC, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Pemerintah Bangladesh, kata Mustafa, telah berupaya keras mendorong pertumbuhan ekonomi di negaranya. Menurut dia, rakyat dan pemerintah ‎Bangladesh perlahan dapat membuktikannya. Menurut dia, sekitar 90 persen anak-anak di Bangladesh bersekolah.

"Kami cukup mandiri bisa makan dari produk sendiri, tidak impor. Lebih dari 60 persen masyarakat Bangladesh telah menggunakan internet. Kami bisa maju ‎ke depan," katanya.

Dia mengaku Bangladesh memiliki keuntungan atau bonus demografi. Pasalnya, 60 persen dari penduduk Bangladesh berusia kurang dari 59 tahun, yakni kisaran 20 tahun lebih. Bonus demografi ini, diakui Mustafa, akan dinikmati Bangladesh hingga 2030.

"Kami juga punya hubungan baik dengan semua pihak. Tak heran ekspor kami meningkat tiga kali lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Yang cukup mencengangkan kami masih bisa menikmati pertumbuhan positif," kata dia.

Mustafa optimistis Bangladesh dapat menjadi negara dengan peringkat ekonomi 23 terbesar di dunia pada 2041 mendatang dari saat ini di posisi 44 dunia. "Masa depan kami sangat cerah dan mudah-mudahan kami bisa memberikan kabar baik di masa depan," katanya. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini