Sukses

Produksi Minyak Pertamina EP Bertambah 800 Barel di Subang

Penambahan produksi minyak tersebut sekitar 800 barel per hari seiring ada empat sumur yang siap produksi.

Liputan6.com, Bandung - PT Pertamina EP Aset 3 Field Subang akan menambah produksi minyak sekitar 800 barel per hari, dengan bertambahnya empat sumur‎ yang siap berproduksi.

Field Manager Subang Armand M Hukom mengatakan Pertamina EP Aset 3 Field Subang memiliki empat sumur yang siap berproduksi, jika perizinan dan proses teknis dapat diselesaikan dalam waktu dekat sumur tersebut dapat berproduksi pada kuartal IV 2016.

"Ada empat sumur, dua sumur Jati Asri, Jati Sinta dan Jati Rimba. Kita harapkan kuartal ke empat," kata Armand, seperti yang dikutip di Bandung, Selasa (19/7/2016).

Armand mengungkapkan, masing-masing sumur tersebut akan menghasilkan minyak sebesar 200  barel per hari. Dengan begitu produksi minyak Pertamina EP Aset 3 Field Subang akan bertambah 800  ‎barel per hari.

"Sehingga harapan kami target yang ditentukan perusahaan bisa kita capai kalau semua tepat waktu," tutur Armand.

Armand melanjutkan, produksi minyak Field Subang hingga akhir Juni mencapai 1.196 barel per hari (barrel oil per day /BOPD) atau 102.61 persen dari target dalam RKAP 2016. Sedangkan produksi gas tercatat 239,68 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 100,87 persen dari target dalam RKAP 2016 sebesar 237,65 MMSCFD.

"Status Sumur aktif di Field Subang saat ini ada 58 sumur produksi dan 7 sumur injeksi yang tersebar di sejumlah area di kawasan Cilamaya, Kabupaten Karawang dan sejumlah kawasan di Kabupaten Subang, Jawa Barat," jelas Armand

Armand menuturkan, produksi migas Field Subang sepanjang Januari-Juni 2016 mengalami fluktuasi dengan produksi tertinggi pada Februari sebesar 1.304 BOPD. Produksi gas juga mengalami fluktuasi sepanjang semester I 2016. Dengan produksi tertinggi sebesar 244,15 MMSCFD pada Januari.

Armand melanjutkan, produksi minyak tahun ini sedikit menurun dibanding 2015 sekitar 1.500 BOPD, hal tersebut disebabkan penurunan harga minyak dunia, sehingga memaksa mengurangi kegiatan operasi, seperti menghentikan produksi sumur yang tidak ekonomis.

"Kita agak turun karena kita tahu harga kehantam turun, kalau berandai dulu US$ 103 per barel sekarang US$ 30 per barel, kita cut revenue 70 persen. Fleksibilitas pekerjaan lebih hati-hati program kerja dipotong, berdampak produksi, dulu produksi sumur 20-50 barel kita produksikan, harga minyak jadi US$ 30 barel, sumur tidak ekonomis berhenti," ujar Armand. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini