Sukses

ASEAN Bukan Apa-apa Tanpa Indonesia

Indonesia diharapkan dapat mengambil posisi memimpin dalam pergerakan mendorong terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Liputan6.com, Singapura - Antusiasme Indonesia yang dinilai rendah terhadap integrasi perekonomian ASEAN bagaikan menuangkan air dingin pada inisiatif yang sangat ambisius dalam menciptakan pasar regional tunggal dan basis produksi di kawasan tersebut. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) rencananya akan mulai terbentuk dan berjalan pada akhir tahun ini.

Melansir laman Thestar.com, Senin (18/5/2015), negara ASEAN lain termasuk Malaysia tengah sibuk membuat kerangka kebijakan dan regulasi yang dibutuhkan untuk mencapai suksesnya MEA. Tapi skema kesuksesan itu kini dipertanyakan lantaran penerimaan Indonesia mengenai gagasan MEA yang tampak biasa saja.

"ASEAN bukan apa-apa tanpa Indonesia. Saya harap Indonesia akan mengambil posisi memimpin pergerakan inisiatif MEA," ujar Chairman CIMB Group Holdings Bhd Datuk Seri Nazir Razak.

Sebagai pendorong terbentuknya MEA, Nazir yang juga merupakan Co-chair ASEAN Business Club (ABC) mengatakan, perekonomian Indonesia membuat partisipasinya dalam MEA sangat penting dalam memastikan kesuksesan visi tersebut.

Dengan produk domestik bruto (PDB) senilai US$ 870 miliar, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN. Indonesia juga mendorong pangsa pasar terbesar di ASEAN dengan populasi penduduk yang sangat tinggi sekitar 250 juta jiwa.

Nazir mengatakan Indonesia memiliki peranan sangat penting dalam mencapai visi MEA. Itu diungkapkan dalam Forum ABC ketiga bertema `Road to ASEAN Integration` yang baru-baru ini diselenggarakan di Singapura. Namun, ketidakhadiran delegasi Indonesia dalam acara tersebut memicu keraguan akan komitmen negara terhadap visi MEA.

"Kini komitmen Indonesia terhadap MEA menjadi ambigu (di bawah kepemimpinan pemerintah saat ini). Kami menanti Jokowi untuk secara resmi menyatakan posisinya di MEA," kata Nazir mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dukungan Presiden Joko Widodo.

Nazir mengatakan, tak seperti presiden sebelumnya yang sangat mendukung terhadap integrasi ekonomi regional, Jokowi yang baru menjabat pada Oktober lalu belum menunjukkan ketertarikan yang begitu besar terhadap MEA. Padahal MEA secara kolektif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 10 negara anggotanya dan meningkatkan kekayaan masyarakat. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini