Sukses

Adhi Karya Raih Kontrak Baru Rp 1,3 Triliun sampai Februari

Realisasi kontrak baru tersebut diraih melalui perolehan beberapa proyek.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat sampai akhir Februari 2015 berhasil mendapatkan proyek baru sebesar Rp 1,3 triliun.

Direktur Utama PT Adhi Karya, Kiswo Dharmawang mengungkapkan realisasi kontrak baru tersebut diraih melalui perolehan beberapa proyek yang mayoritas terbagi atas jenis proyek gedung sebesar 77 persen, sedangkan 10 persen proyek jalan dan sisanya 13 persen merupakan kontrak infrastruktur lainnya.

"Yang gedung itu proyek Apartemen BKTum, Bekasi Barat senilai Rp 437,1 miliar dan Apartemen Centro Bogor senilai Rp 204,5 miliar‎," ujar Kiswo di kantornya, Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Pada kategori sumber dana, realisasi kontrak baru dominan terdiri dari swasta/lainnya sebanyak 64 persen, BUMN sebesar 18 persen sementara APBN/APBD tercatat sebesar 18 persenan,

Sedangkan dari sisi lini bisnis, di awal 2015 ini, konstruksi dan EPC masing mendominasi kontribusi sebesar 96 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Pada tahun 2015, Adhi Karya mentargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliu, dimana lini bisnis jasa konstruksi ditargetkan meraih perolehan kontrak baru sebesar Rp 12,5 triliun, lini bisnis EPC sebesar Rp 460,1 miliar, pada lini bisnis property reality sebesar Rp 1,7 triliun dan lini bisnis manufaktur precast Rp 479,6 miliar. Sementara total pendapatan usaha di tahun 2015 direncanakan sebesar Rp 13,2 triliun.

Sementara untuk laba bersih di tahun 2015 direncanakan sebesar Rp 440,1 miliar, dimana dari total perolehan laba tersebut, anak perusahaan yang dominan memberikan kontribusi adalah PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Persada Realiti sebesar 66,6 persen melalu pengembangan bisnis properti reality.

"Kalau Capex kita tahun 2015 direncanakan sebesar Rp 837,2 miliar," tegas Kiswo.

Adapun dari belanja modal tersebut dialokasikan ke investasi pengembangan bisnis properti realiti hotel sebesar Rp 566,1 miliar, penyertaan proyek investasi sebesar Rp 202,8 miliar dan pembelian aset tetap sebesar Rp 68,3 miliar.

Sumber dana belanja modal tersebut berasal dari sisa dana hasil penerbitan obligasi yang lalu dan kredit perbankan serta kas internal perseroan. (Yas/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini