Sukses

Kekhawatiran Gubernur Bali Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Sumber Daya Manusia (SDM) rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Bali, masih belum bisa bersaing dengan bangsa lain di kawasan ASEAN.

Liputan6.com, Denpasar - Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika mengaku khawatir terkait rencana pelaksanaan kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun depan.

Dia melihat Sumber Daya Manusia (SDM) rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Bali, masih belum bisa bersaing dengan bangsa lain di kawasan ASEAN. Sebut saja misalnya Filipina yang disebut lebih siap menghadapi MEA.

"Mereka putih, bersih dan bahasa Inggrisnya jago," sebut Pastika saat memberi sambutan pada Rapat Koordinasi Bidang Pelatihan dan Produktivitas (Lattas),di Hotel Aston Denpasar, Rabu (13/11/2014).

Ia pun meminta masyarakat Bali secara khusus mempersiapkan diri dengan matang. Sebab jika tidak, bukan tak mungkin akan terpental dalam persaingan global kala MEA resmi berlaku.

Dalam sektor transportasi seperti sopir taksi saja, Pastika menyatakan kegalauannya. Mantan Kapolda Bali itu khawatir sopir-sopir taksi di Bali akan tergilas persaingan jika MEA mulai berlaku.

"Saya khawatir kalau kita tidak perkuat keahlian dan skill, maka kita akan tertinggal. Sopir taksi, perawat bisa digeser oleh orang Filipina," tegasnya.

Bukan tak mungkin Filipina akan menguasai pasar tenaga kerja. Sebagai contoh di Rumah Sakit Mounth Elizabeth Singapura. Di rumah sakit tersohor itu, 70 persen perawatnya berasal dari Filipina.

"Tidak ada satu pun yang berasal dari Indonesia. Itu bukti kita kalah persaingan global," papar mantan Kalakhar BNN itu.

Ia meminta agar tenaga kerja berbenah diri sejak dini. Jika tak begitu, bukan tak mungkin angka pengangguran di Bali akan mengalami lonjakan.

Saat ini saja, ia melanjutkan, angka pengangguran di Bali mencapai 1,3 persen pada awal 2014. "Akhir tahun jumlahnya meningkat menjadi 1,9 persen. Kalau tidak berbenah, saat MEA nanti bisa lebih banyak lagi pengangguran di Bali," tutur Pastika.

Selama ini, sambung Pastika, Bali tak hanya membuka peluang pekerjaan kepada pekerja lokal. Bali, juga membuka peluang kerja luas kepada masyarakat Indonesia seperti dari Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera.

Bali, lanjutnya, menyediakan lapangan kerja yang luar biasa besar kepada Indonesia. "Tapi saya khawatir mereka kalah bersaing tahun depan," imbuhnya. (Dewi/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.