Sukses

Terusan Panama, Pembelah Dua Benua yang Telan 30 Ribu Nyawa

Sama seperti fungsi terusan lainnya, jalur perairan yang berpusat di Panama ini digunakan sebagai lintasan kapal barang.

Liputan6.com, Jakarta - Terkenal sebagai pembelah dua benua, terusan Panama kini telah berusia 100 tahun. Usia itu memang tak sebanding dengan rencana pembangunannya yang berusia 400 tahun sejak dicetuskan pada 1513 oleh Raja Spanyol.

Sama seperti fungsi terusan lainnya, jalur perairan yang berpusat di Panama ini digunakan sebagai lintasan kapal barang. Namun karena lebar terusan ini cukup sempit, kapal tangki raksasa dan kapal induk tak akan bisa melewatinya.

Tak heran, kapal-kapal yang mampu melintasinya dikenal dengan sebutan `Panamaz`. Namun itu semua hanya terjadi hingga 2006, saat rencana perluasan terusan disetujui pemerintah. Pintu air super lebar juga dibangun di hulu dan hilir terusan.

Dibalik kegagahan dan fungsinya bagi perekonomian global, masa pendirian yang memakan waktu 10 tahun, terusan Panama telah menelan sedikitnya 30 ribu korban jiwa.

Meski pembangunannya menelan waktu hanya 10 tahun, tapi konsepnya telah dilahirkan sejak 34 tahun sebelumnya.

Bagaimana sejarah pembangunan dan apa saja fungsi dari Terusan Panama? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Geography.about.com, Canal Museum, dan situs resmi Canal de Panama, Jumat (30/5/2014):


* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penghubung Dua Benua

Terusan Panama terbentang sepanjang 82 km membelah daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Tak hanya itu, terusan Panama juga berhasil menghubungkan dua benua, yaitu Samudra Pasifik dan Atlantik.

Gagasan tersebut dicetuskan salah satu Raja Spanyol pada 1513 demi memudahkan jalur perdagangan negaranya ke wilayah Amerika.

3 dari 4 halaman

Telan Korban 32 Ribu Nyawa

Kala itu Panama merupakan tempat perlintasan dan pasar yang hebat bagi kerajaan Spanyol, koloni ketiga terkaya di dunia.

Panama akhirnya menjadi perhatian dunia setelah tanbang emas ditemukan di California pada 1850-an. Pada 1829, perusahaan Prancis di bawah pengarahan Ferdinand de Lesseps membangun terusan di Panama.

Proyek tersebut tak berjalan mulus. Ada saja faktor yang mengganggu seperti pekerja yang jatuh sakit, kesalahan desain hingga kebangkrutan dan sempat tertunda pada 1889.

Memasuki abad ke-20, Amerika Serikat baru merasa yakin untuk ikut membangun penghubung dua benua tersebut.

Setelah sempat terjadi konflik politik dengan Colombia, Panama akhirnya mengumumkan akan ikut membangun terusan tersebut.

Pada 1904, bersama AS, Prancis mulai mendirikan terusan tersebut. Biaya pembangunannya tercatat mencapai US$ 639 juta dan menjadi proyek termahal saat itu.

Sebanyak 80 ribu pekerja dikerahkan untuk melahirkan terusan yang akan digunakan sebagai basis perekonomian tersebut. Pembangunan tersebut juga tercatat merenggut nyawa sekitar 30 ribu pekerja asal Prancis dan AS.

4 dari 4 halaman

Jadi Basis Ekonomi

Sejak pembukaannya pada 1924, Terusan Panama berfungsi sebagai basis perekonomian Panama. Namun pemerintah AS sempat bersitegang dengan pemerintah lokal Panama karena  sengketa wilayah.

Masalah tersebut akhirnya berhasil diselesaikan pada 1977 dan menghentikan konflik antara AS dan Panama. Keduanya bergabung untuk membagi tugas mengurus terusan Panama.

Terusan Panama akhirnya menjadi jalur perdagangan yang cukup vital dengan biaya melintas yang bervariasi. Biaya tertinggi untuk melintasi terusan Panama dibayarkan salah seorang pangeran dengan biaya US$ 141.344. Sementara biaya terendah sebesar US$ 36 sen dibayarkan Richard Halliburton untuk berenang pada 1928. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini