Sukses

Petani Kendal Enggan Tanam Jagung Akibat Tergoda Harga Kedelai

Petani Kendal pilih kedelai karena harganya tinggi, sehingga para petani lebih tergiur.

Liputan6.com, Semarang - Para petani di kabupaten Kendal Jawa Tengah trauma dengan musibah banjir yang berlangsung setiap tahun. Sebab itu pada tahun ini mereka lebih memilih menanam kedelai dan padi ketimbang jagung.

Padahal, lahan pertanian untuk tanaman jagung di Kabupaten Kendal tahun 2014 ini justru meningkat dibanding 2013 lalu.

Keengganan menanam jagung juga imbas dari Dinas Pertanian setempat yang justru mematok angka sasaran produksi jagung tahun ini lebih kecil.

Akhirnya, berbeda dengan jagung, dua tanaman pangan yakni padi dan kedelai dipatok angka sasaran produksi yang lebih besar.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Jateng, luas lahan maupun hasil panen dua komoditi tersebut meningkat, baik luasan lahan maupun hasil panen.

Menurut Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Supartono, penyebab turunnya produktivitas jagung karena ada bencana banjir di sebagian wilayah Kendal.

"Lahan tanaman jagung 2013 dengan luas panen 29.405 hektar mampu menghasilkan panen seberat 195.565 ton. Sementara tahun ini, dari luas panen 32.404 hektar hanya ditargetkan panen seberat 178.419 ton," kata Supartono, Jumat (9/5/2014).

Selain itu, tahun ini Dinas Pertanian memang lebih berkonsentrasi pada penanaman padi dan kedelai. Alasan utamanya, padi dari Kendal merupakan salah satu lumbung andalan di Jateng. Sedangkan kedelai dipilih karena harganya tinggi, sehingga para petani lebih tergiur.

Pada tahun 2013, produksi padi Kendal mencapai 234.557 ton dari luas panen 45.221 hektar. Tahun ini, dari luas panen 46.093 hektar, ditargetkan hasil produksi seberat 268.746 ton. Sementara untuk tanaman kedelai, pada tahun lalu diraih hasil panen seberat 2.009 ton dari luas panen 1.448 hektar.

“Tahun ini kami targetkan panen seberat 3.231 ton dari 2.460 hektar lahan,” tambah Supartono. (Edhie Inge Prayitno/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.