Sukses

Sejak Zaman Kemerdekaan, Toko Kue Ini Tetap Eksis di Bandung

Beroperasi sejak tahun 1946, "Bawean Bakery" boleh dibilang menjadi salah satu toko roti tertua di Bandung yang didirikan oleh Tedja Kusmana

Liputan6.com, Jakarta Bagi warga Bandung dan sekitarnya pasti tak asing lagi dengan nama "Bawean Bakery". Selain memiliki cita rasa istimewa dan khas pada setiap menunya  seperti Nougat Roll, Waffle Cokelat dan Mocca Roll, "Bawean Bakery" merupakan salah satu toko roti legendaris di kota Bandung karena telah hadir sejak zaman kemerdekaan.

Beroperasi sejak tahun 1946, "Bawean Bakery" boleh dibilang menjadi salah satu toko roti tertua di Bandung yang didirikan oleh Tedja Kusmana. Sebelum popular dengan nama Bawean, produsen aneka kue ini mengusung nama "Sweetheart" dan berlokasi di Jalan Sumatera, Bandung.

Pada tahun 1974, "Sweetheart" pindah ke Jalan Bawean No.4, kemudian membuka cabang baru di Jalan RE Martadinata 138-140 Bandung pada tahun 1992. Namun, pada tahun 1995 ketika ada peraturan label berbahasa asing harus mengunakan nama berbahasa Indonesia, "Sweetheart" berganti nama menjadi "Bawean Bakery" sesuai dengan lokasinya. Hingga era millenium ini, masyarakat mengenal toko roti keluarga Kusmana dengan nama "Bawean Bakery".

Beroperasi sejak tahun 1946,  

Meskipun banyak berdiri toko roti berbagai merek, "Bawean Bakery" selalu dicari pelanggannya. Padahal mempertahankan sebuah produk menjadi favorit masyarakat dari generasi ke generasi tidaklah mudah, apalagi ini terkait dengan selera banyak orang.

Melalui generasi ketiga, cucu dari Tedja Kusmana yang juga pemimpin manajemen "Bawean Bakery" Edwin L. Kusmana,  pembaca Liputan6.com akan mengetahui perkembangan bisnis "Bawean Bakery". 

Edwin mengaku merasa beruntung karena tidak harus memulai semuanya dari nol. Dia mengibaratkan, kakek dan ayahnya telah membangun jalan tol. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana sebagai generasi penerus Edwin mampu memajukan perusahaan.

"Sepanjang 30 tahun kakek merintis, mengembangkan lalu diberikan kepada ayah saya Herdy Kusmana. Ada pasang surut, tapi yang saya rasakan sebagai generasi ke-3 saya punya tanggung jawab besar karena perusahaan harus tetap jalan. Generasi pertama sampai kedua sukses terus bertahan, maka generasi berikutnya harus tetap eksis," kata Edwin.

Bekal Edwin untuk melanjutkan usaha "Bawean Bakery adalah ilmu dan pengalaman yang didapat ketika bekerja di negeri Paman Sam di bidang perhotelan. Mulai dari hospitality, industri, kitchen, dan food and beverage hingga menjadi waiter.

“Saya mendapatkan pengalaman berharga mengamati perilaku konsumen, bekerja di perusahaan dengan ribuan karyawan hinggamenjadi manajer yang harus meng-handle banyak divisi," kenang Edwin.

Edwin melebarkan sayap bisnis "Bawean Bakery".

>>>Selanjutnya...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

1

Mudik ke Indonesia di tahun 2002, Edwin mendapati bahwa mengelola dan mengembangkan usaha yang sudah dipersiapkan generasi sebelumnya ternyata tidaklah mudah. Sekalipun putra dari owner, sang ayah Herdy Kusmana, tidak serta merta menyerahkan kendali usaha kepada Edwin. Maka tahap magang di "Bawean Bakery" pun dijalaninya sejak tahun 2004 hingga 2010. Pekerjaannya mulai dari menguasai produk-produk unggulan dan tradisional Bawean Bakery hingga mengelola SDM.

Pelan tapi pasti, Edwin menanamkan visi dan misi perusahaan kepada seluruh karyawan Bawean. Di bawah kepemimpinannya, Edwin bercita-cita "Bawean Bakery" dapat lebih maju lagi. Edwin juga menggandeng Dede, karyawan yang telah mengabdi selama 22 tahun di Bawean yang bahu-membahu mengembangkan perusahaan.

Sadar bahwa Bandung merupakan kota mode dengan fashion terkini, tujuan wisata favorit serta memiliki keanekaragaman budaya dan kuliner, Edwin pun menggunakan insting bisnisnya untuk melebarkan sayap "Bawean Bakery".

“Mungkin di zaman almarhum kakek saya, yang penting perusahaan bisa berjalan. Tetapi bagi saya, kita tidak cukup sampai di situ. Saya ingin membuka resto & cafe Bawean, setelah itu baru melangkah ke hotel, ” ujar Edwin.

Salah satu yang telah diwujudkannya adalah Bawean Resto & Cafe di Jalan Gandapura No. 43 Bandung. “Awalnya banyak pengunjung yang menanyakan produk makanan selain roti atau kue. Lalu saya terpikir membuat Bawean Resto & Café dengan konsep one stop shopping, yaitu bakery plus resto Bawean,” jelas Edwin.

Di Resto & Café Bawean, Edwin telah menyediakan menu makanan dan minuman dari lokal hingga mancanegara.

“Untuk mengakomodir keinginan dan selera konsumen yang berbeda-beda, kami menyiapkan aneka hidangan lokal atau tradisional disamping tetap mempertahankan menu-menu Eropa yang membedakan kami dengan perusahaan sejenis di Bandung," lanjut Edwin.

Pertahankan kualitas, kunci "Bawean Bakery" tetap eksis.

>>>Selanjutnya...

3 dari 3 halaman

2

Sebagai generasi penerus, Edwin mengaku memegang teguh warisan pendahulunya. Di antaranya mempertahankan produk-produk unggulan "Bawean Bakery" sesuai resep aslinya, menjaga kualitas dengan menggunakan bahan-bahan baku pilihan berkualitas dan alami, tidak menggunakan pengawet serta tidak membuka cabang di kota lain.

“Ini wasiat kakek. Alasannya dari nama awalnya yaitu “Sweetheart” yang artinya kekasih hati. Jadi jangan takut ditinggal pelanggan, selama cita rasa, pelayanan dan kualitas Bawean terus dipertahankan, maka Bawean akan selalu dicari,” terangnya.

Terbukti hingga kini Bawean memiliki banyak konsumen loyal turun temurun yang menyatakan bahwa cita rasa, pelayanan serta kualitas "Bawean Bakery" tidak pernah berubah. Kue-kue favorit pelanggannya yang menggunakan resep warisan Tedja Kusmana hingga kini masih memanjakan lidah para pelanggan Bawean Bakery.

Mengikuti perkembangan selera masyarakat, Edwin pun berinovasi dengan beberapa menu baru seperti Tiramisu, Maccaroon, Gellato, Ice Cream ala Italia. Dengan memperkuat fondasi internal perusahaan serta pelayanan terbaik kepada konsumen, Edwin yakin "Bakery Bawean" mampu eksis di tengah persaingan yang ketat di bisnis sejenis bahkan mampu berkembang.

“Saya selalu tekankan pada karyawan agar memberikan service terbaik kepada pelanggan. Karena bila perusahaan sukses dan berkembang, kita semua juga yang akan menikmatinya. Saya tidak bisa maju tanpa karyawan. Kini total karyawan kami 150 orang. Mereka adalah asset berharga. Jadi sebisa mungkin saya harus dekat dengan karyawan,” kata Edwin.

Untuk mendukung kelancaran transaksi di 3 tokonya, Edwin menggunakan EDC (Electronic Data Capture) BCA. Apalagi pelanggan "Bawean Bakery" tidak hanya berasal dari Bandung. Edwin pun kerap menggunakan internet banking KlikBCA untuk kemudahan bertransaksi keperluan bisnis maupun pribadi.

“Dengan KlikBCA transaksi seperti transfer, cek saldo, pembayaran, dan sebagainya dapat segera terselesaikan di mana saja dan kapan saja dengan nyaman serta aman,“ akunya. BCA terdaftar dan diawasi oleh OJK.

BCA Senantiasa di Sisi Anda.

(Adv)

 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini