Sebut Siswi SMP Diperkosa Saling Suka, KPAI: Sekolah Lepas Tangan

"Masa sih, sekolah kita tidak tahu anak kita sendiri seperti apa," kata anggota KPAI.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 23 Okt 2013, 18:21 WIB
Kemajuan teknologi tak hanya memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan, namun juga berdampak buruk bagi para penggunanya. Salah satu dampak negatif yang timbul yaitu mudahnya orang mengakses pornografi.

Hal ini disinyalir menjadi awal mula sejumlah siswa SMP di Jakarta Pusat merekam aktivitas seksual mereka pada 13 September lalu.

Melihat peristiwa itu, sekolah malah menyebut aksi itu atas dasar saling suka. Menurut Komisioner KPAI bidang Napza dan Pornografi, Maria Advianti, hal itu merupakan bentuk abai lingkungan sekitar termasuk sekolah.

"Kenapa bisa terjadi seperti itu, karena lingkungan sekitar abai. Baik sekolah, keluarga, atau pun lingkungan," kata Maria saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (23/10/2013).

Anak dengan usia itu, ucap Maria, belum mengerti apa yang dilakukan itu adalah salah satu bentuk kecanduan pornografi. Lebih parah lagi, mereka tak mengerti telah melakukan seks bebas.

Sekolah sebagai pendidik dan pengasuh anak harus mengerti karakter anak di sekolah. Sehingga sekolah tidak bisa begitu saja lepas tangan.

"Masa sih, sekolah kita tidak tahu anak kita sendiri seperti apa. Jadi nggak bisa lepas tangan begitu saja," tandas Maria.

Kasus dugaan pemerkosaan dan tindakan asusila yang diduga dilakukan sejumlah siswi salah satu SMP negeri di Jakarta ini menggegerkan publik.

Hasil penelusuran Dinas Pendidikan DKI, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin 21 Oktober 2013, tak ada unsur pemerkosaan dalam tindakan asusila yang terjadi.

Berdasarkan keterangan yang didapat, tindakan asusila antara sepasang siswa-siswi tu dilakukan suka sama suka. (Ali/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya