Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Turis Spanyol Jadi Korban Pemerkosaan Massal Saat Touring di India

Turis Spanyol itu sedang tur sepeda motor menuju Nepal ketika memutuskan beristirahat sebuah daerah di India hingga menjadi korban pemerkosaan.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Spanyol diperkosa beramai-ramai saat menjalani touring dengan sepeda motor bersama suaminya di timur India. Kejadian mengerikan itu berlokasi di area Hansdiha, Distrik Dumka, Negara Bagian Jharkhand, sekitar 300 kilometer dari ibu kota negara bagian Ranchi, pada Jumat malam, 1 Maret 2024.

Media lokal melaporkan, mengutip polisi, bahwa sepasang turis Spanyol itu sebelumnya memutuskan mendirikan tenda untuk beristirahat di malam hari di tengah perjalanan mereka menuju Nepal via negara bagian Bihar. Sekelompok orang India kemudian mendapati mereka, menyerang pasangan itu dan memperkosa perempuan tersebut beramai-ramai, menurut laporan Indian Express.

"Pasangan itu adalah pengendara sepeda yang sedang tur ke beberapa tempat dan berkemah di berbagai lokasi dari waktu ke waktu selama perjalanan mereka. Polisi sedang mengumpulkan informasi lebih detail," kata seorang petugas polisi kepada surat kabar tersebut.

Tujuh dari delapan orang yang terlibat dalam pemerkosaan massal, serta tiga terduga ditahan untuk diinvestigasi, sambung laporan itu lagi. Setelah kejadian mengerikan tersebut, Inspektur Polisi Pitambar Singh Kherwar dilaporkan tiba di lokasi kejadian pada larut malam dan menangkap tiga orang.

"Peristiwa pemerkosaan massal terjadi pada Jumat malam," ungkap Petugas Sub Divisi Polisi Jarmundi Santosh Kumar kepada kantor berita PTI, dikutip dari The Star, Minggu (3/3/2024). Pejabat lain yang tak mau disebut namanya juga menyebutkan keterlibatan tujuh hingga delapan pemuda setempat dalam kejahatan tersebut. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kondisi Korban Saat Ini

Korban, yang sedang touring bersama pasangannya menuju Nepal melalui Bhagalpur, berhenti di Dumka ketika penyerangan terjadi. Berdasarkan keterangannya, pasangan tersebut mendirikan tenda di tempat terpencil dekat pasar Hansdiha.

Saat dia tertidur, beberapa pemuda setempat menerobos masuk ke dalam tenda dan bergantian memperkosanya, juga melakukan kekerasan fisik, sesuai dengan pengaduannya kepada pihak kepolisian.

Setelah penyerangan tersebut, wanita tersebut dirawat di Puskesmas Saraiyahat untuk mendapatkan perawatan medis. Pihak berwenang telah memulai penyelidikan atas masalah ini. Menurut polisi, korban dikabarkan sedang menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Phulo Jhano Dumka.

India mencatat rata-rata 86 pemerkosaan per hari pada 2022, menurut data kejahatan resmi. Negara bagian Rajasthan, Uttar Pradesh, dan Madhya Pradesh mencatat jumlah pelecehan seksual tertinggi.

Mengutip laporan DW pada 2020, kasus pemerkosaan di India pada 2018 mencapai 34 ribu laporan. Tidak semua pelakunya dijerat hukum. Hanya sekitar 85persen yang dijadikan terdakwa, dan 27 persen di antaranya dijatuhkan vonis, demikian menurut laporan kejahatan tahunan yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri India.

3 dari 4 halaman

Kejahatan Terhadap Perempuan Tidak Dianggap Serius

Kelompok-kelompok advokasi hak perempuan mengatakan kejahatan terhadap perempuan sering dianggap kurang serius dan diselidiki oleh polisi yang kurang peka.

"Negara ini masih diperintah oleh laki-laki, satu (perdana menteri perempuan - Red) Indira Gandhi tidak akan mengubah banyak hal. Kebanyakan hakim masih laki-laki," kata Lalitha Kumaramangalam, mantan kepala Komisi Nasional untuk Perempuan seperti dikutip dari DW Indonesia, Minggu, 11 Januari 2020. 

"Ada sangat sedikit laboratorium forensik di negara ini, dan pengadilan jalur cepat hanya memiliki sedikit hakim," kata Kumaramangalam, anggota partai PM Modi, Bharatiya Janata (BJP).

Sebuah studi pada 2016 oleh Partners for Law in Development di New Delhi menemukan bahwa mereka masih membutuhkan rata-rata 8,5 bulan per kasus untuk menyelesaikannya - empat kali lebih lama dari periode yang direkomendasikan. Banyak kasus yang menggantung, terutama bila melibatkan figur kuat.

Salah satunya dialami seorang remaja yang diperkosa politikus BJP, Kuldeep Singh Sengar, pada 2017. Kasus akhirnya mendapat perhatian nasional ketika korban mencoba bunuh diri pada tahun berikutnya, dan menuduh polisi tidak bertindak. Lima bulan sebelum Sengar didakwa Desember 2021, keluarga korban harus mendapat pengamanan khusus setelah sebuah truk menabrak mobil yang membawanya, melukai dan menewaskan dua orang kerabatnya.

4 dari 4 halaman

Bukan Negara yang Aman untuk Pelancong Perempuan

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan oleh lembaga Thomsom Reuters Foundation, India disebut sebagai negara paling berbahaya bagi wanita, karena tingginya risiko kekerasan seksual dan perdagangan manusia. Laporan tersebut merupakan hasil olah data dari 550 orang pakar di isu pemberdayaan wanita, yang turut menyebut kaum Hawa di India rentan terjebak perdagangan manusia, perkawinan paksa, dan bahkan perbudakan seksual.

Dikutip dari CNN pada Selasa, 26 Juni 2018, laporan tersebut juga menyebut India sebagai negara dengan cukup banyak tradisi budaya yang mendiskreditkan wanita. Contoh tentang hal tersebut tampak jelas pada masih maraknya praktik sunat wanita, patriarki di tingkat masyarakat lokal, dan imunitas hukum yang lemah.

Berbagai upaya menghadirkan undang-undang yang mengatur aturan lebih ketat terhadap isu kekerasan pada wanita, kerap menemui jalan buntu. Dalam bulan-bulan setelah kasus pemerkosaan mahasiswi pada 2012, pemerintah pusat meloloskan banyak reformasi untuk meningkatkan hukuman atas kekerasan seksual, termasuk memperpanjang lamanya hukuman penjara, dan mengajukan hukuman mati.

Meski ada penerapan undang-undang yang lebih ketat, menurut National Crime Records Bureau, masih ada sekitar 100 kasus kekerasan seksual dilaporkan ke polisi di India setiap harinya. Selain itu, hampir 39.000 dugaan kasus kekerasan seksual pada wanita terjadi sepanjang 2016, meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini