Sukses

Pengakuan Korban Kasus Dugaan Pemerkosaan Massal Turis di India: Aku Pikir Kami akan Mati

Kasus dugaan pemerkosaan massal turis di India jadi sorotan.

Liputan6.com, Jharkhand - Kasus dugaan pemerkosaan massal turis di India jadi sorotan.

Dugaan kasus pemerkosaan massal turis asal Spanyol yang tengah tur di negara bagian Jharkhand, India bagian timur itu telah memicu kemarahan dan diskusi mengenai keselamatan di negara yang mengalami peningkatan kejahatan terhadap perempuan.

Menurut pengakuan pasangan turis dan polisi, seperti dikutip dari situs The Independent, Rabu (6/9/2024), wanita berusia 28 tahun dan suaminya diserang di Distrik Dumka di Jharkhand tempat mereka mendirikan tenda pada Jumat malam (1/3).

Pasangan ini, yang mengelola halaman Instagram yang mengabadikan perjalanan sepeda motor mereka melintasi Asia Selatan, mengunggah video yang menceritakan cobaan berat yang mereka alami.​

Insiden dugaan pemerkosaan di India ini terungkap setelah pasangan tersebut membagikan video yang menggambarkan serangan tersebut, yang kemudian dihapus. Mereka kemudian berterima kasih kepada pengikutnya atas dukungannya dalam video baru, di mana dia muncul dengan wajah memar.

"Polisi menyuruh saya mematikan postingan tersebut agar tidak mengganggu penyelidikan. Nanti saya posting," pengakuan wanita itu di Instagram Stories.

"Wajahku terlihat seperti ini, tapi bukan itu yang paling menyakitiku. Aku pikir kami akan mati. Syukurlah kami masih hidup," klaim turis wanita yang menyebut dirinya jadi korban pemerkosaan massal di India.

Wanita yang disebut sebagai korban selamat itu sebelumnya mengungkapkan insiden pemerkosaan tersebut dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Spanyol Antena 3. Menyebut dia diperkosa secara bergiliran oleh para pria tersebut selama sekitar dua jam, sementara beberapa orang lainnya menonton aksi tersebut.​

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korban Dugaan Pemerkosaan Seorang Travel Blogger

Wanita – yang identitasnya tidak diungkapkan oleh pihak berwenang – yang menjadi korban dugaan pemerkosaan itu disebut sebagai seorang travel blogger dengan lebih dari 200.000 pengikut di Instagram.

Dia sedang bepergian bersama rekannya di negara bagian Jharkhand di India timur ketika serangan itu terjadi pada Jumat 1 Maret 2024 malam.​

Pasangan itu, mengutip Al Jazeera, sedang tur ke Asia Selatan dan telah menyelesaikan perjalanan ke Sri Lanka sebelum memulai perjalanan mereka di India.

Selama akhir pekan, turis wanita tersebut memposting video di halaman Instagram mereka yang memiliki 234.000 pengikut.

"Tujuh pria memperkosa saya. Mereka telah memukuli dan merampok kami, meskipun tidak banyak barang [yang diambil] karena yang mereka inginkan hanyalah memperkosa saya," klaimnya dalam bahasa Spanyol, seraya menambahkan bahwa para pria tersebut memukuli dan mengancam akan membunuh mereka.

Dalam video terpisah, sang suami, yang berkewarganegaraan Spanyol, mengatakan: "Mulut saya hancur, tetapi pasangan saya lebih buruk dari saya. Mereka telah memukuli saya dengan helm beberapa kali, dengan batu di kepala. Syukurlah dia memakai jaket dan itu sedikit meredam pukulannya."

Beberapa orang juga meninggalkan komentar di bawah video Instagram dan YouTube pasangan tersebut, mengungkapkan solidaritas dan simpati terhadap mereka.

Kendati demikian video-video dari pasangan tersebut kabarnya sudah tidak ada lagi.

 

3 dari 4 halaman

Empat Orang Ditangkap, Tiga Lainnya Masih Diburu

Polisi mengatakan mereka telah menangkap empat pria dan sedang mencari tiga orang lainnya.

Inspektur polisi Dumka, Pitamber Singh Kherwar, mengatakan kepada wartawan bahwa pasangan tersebut menghentikan sebuah mobil patroli yang membawa mereka ke pusat kesehatan setempat untuk mendapatkan perawatan.

"Pasangan itu berbicara dalam bahasa campuran Inggris dan Spanyol sehingga tim patroli awalnya tidak dapat memahami mereka. Namun mereka tampak terluka sehingga dibawa untuk mendapatkan perawatan," kata Pitamber Singh Kherwar, seraya menambahkan bahwa pasangan tersebut kemudian memberi tahu dokter tentang dugaan pemerkosaan tersebut.

Kekerasan seksual yang menargetkan perempuan adalah hal biasa di India, dan perempuan dari komunitas suku minoritas merupakan kelompok yang paling berisiko. Tabu untuk berbicara tentang kejahatan dan rendahnya tingkat hukuman terhadap tersangka menambah masalah.

Rata-rata hampir 90 pemerkosaan dilaporkan di India setiap hari, yang berarti satu perempuan diperkosa setiap 18 menitpada tahun 2022, menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional, yang mencatat 31.516 kasus pemerkosaan pada tahun itu.

Negara bagian Rajasthan, Uttar Pradesh, dan Madhya Pradesh mencatat jumlah kasus tertinggi.​

4 dari 4 halaman

Respons Kedutaan Brasil di India

Kedutaan Besar Brasil di India mengatakan kepada BBC bahwa wanita tersebut dan suaminya "menjadi korban serangan kriminal yang serius".

Pihak kedutaan mengatakan telah menghubungi wanita tersebut dan pihak berwenang setempat serta kedutaan Spanyol, karena pasangan tersebut menggunakan paspor Spanyol untuk memasuki India.

"Kedutaan Besar Spanyol mengatakan bahwa mereka telah menawarkan semua bantuan yang tersedia, termasuk perawatan psikologis, namun para korban menolak tawaran tersebut karena mereka sudah dirawat oleh layanan darurat India," kata kedutaan Brasil, seraya menambahkan bahwa bantuan tersebut akan terus berlanjut untuk "memantau semua perkembangan".

BBC telah menghubungi kedutaan Spanyol untuk memberikan komentar.

"Kita harus bersatu dalam komitmen kita untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan di mana pun di dunia," tulis Kedutaan Besar Spanyol di India di X (sebelumnya Twitter) pada hari Minggu (3/3).

Dalam update responsnya kepada The Independent, pihak Kedutaan Besar Spanyol mengatakan mereka telah menghubungi pasangan itu dan memberikan dukungan.

"Mohon diperhatikan bahwa Undang-Undang Perlindungan Data di Spanyol tidak mengizinkan pembagian rincian apa pun mengenai kasus konsuler. Kedutaan Besar Spanyol tetap menjalin kontak permanen dengan warga negara Spanyol yang membutuhkan, dan terus menjalin hubungan aktif dengan pihak berwenang India. Kedutaan sangat berterima kasih atas kerja sama mereka," kata pihak kedutaan kepada The Independent.

Insiden ini telah memicu perdebatan tentang keselamatan perempuan di negara tersebut. Beberapa orang memberikan dukungannya melalui video Instagram dan YouTube pasangan tersebut.​

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini