Jangan sepelekan masalah berat badan berlebih pada anak. Obesitas menjadi penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat berisiko diabetes dan penyakit lainnya. Dan obesitas meningkatkan risiko terjadinya kematian muda.
Menurut Ketua 2 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Aman B. Pulungan, SpS(K)anak yang obesitas berisiko penyakit yang terkait dengan meningkatnya kematian prematur di bawah 55 tahun.
Data menunjukan 25 persen abak dengan obesitas menunjukan gejala intoleransi glukosa yang berpotensi menderita diabetes di masa mendatang. Selain itu juga cenderung mengalamu gangguan metabolisme lemak, polycystic ovary syndrome (PCOS), hipertensi dan berbagai penyakit lainnya.
"Angka obesitas anak Indonesia sudah sampai angka yang mengerikan. Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit salah satunya diabetes," ujar Ketua 2 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Aman B. Pulungan, SpS(K) seperti ditulis Jumat (19/7/2013).
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Riset yang dilakukan pada 182 anak dengan obesitas menunujukan persentase yang cukup tinggi.
"Riset kami dilakukan pada 182 anak dengan obesitas usia 12-15 tahun menunjukan 3,8 persen mengalami intoleransi glukosa, sedangkan yang mengalami acanthosisi nigricans (tanda insulin resistance) sebanyak 93,9 persen," papar dr. Aman.
Kelebihan berat badan melibatkan beberapa faktor seperti genetik, psikis dan lingkungan seperti perilaku/pola gaya hidup.
"Anak sekarang lebih cenderung mengikuti perilaku gaya hidup yang serba instan, banyak yang lebih memilih junk food daripada makanan yang lebih sehat," tuturnya.
Pada anak dan remaja obesitas perlu dicegah dan jika sudah terjadi perlu adanya penanganan dan pengobatan khusus.
(Mia/Mel)
Menurut Ketua 2 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Aman B. Pulungan, SpS(K)anak yang obesitas berisiko penyakit yang terkait dengan meningkatnya kematian prematur di bawah 55 tahun.
Data menunjukan 25 persen abak dengan obesitas menunjukan gejala intoleransi glukosa yang berpotensi menderita diabetes di masa mendatang. Selain itu juga cenderung mengalamu gangguan metabolisme lemak, polycystic ovary syndrome (PCOS), hipertensi dan berbagai penyakit lainnya.
"Angka obesitas anak Indonesia sudah sampai angka yang mengerikan. Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit salah satunya diabetes," ujar Ketua 2 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Aman B. Pulungan, SpS(K) seperti ditulis Jumat (19/7/2013).
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Riset yang dilakukan pada 182 anak dengan obesitas menunujukan persentase yang cukup tinggi.
"Riset kami dilakukan pada 182 anak dengan obesitas usia 12-15 tahun menunjukan 3,8 persen mengalami intoleransi glukosa, sedangkan yang mengalami acanthosisi nigricans (tanda insulin resistance) sebanyak 93,9 persen," papar dr. Aman.
Kelebihan berat badan melibatkan beberapa faktor seperti genetik, psikis dan lingkungan seperti perilaku/pola gaya hidup.
"Anak sekarang lebih cenderung mengikuti perilaku gaya hidup yang serba instan, banyak yang lebih memilih junk food daripada makanan yang lebih sehat," tuturnya.
Pada anak dan remaja obesitas perlu dicegah dan jika sudah terjadi perlu adanya penanganan dan pengobatan khusus.
(Mia/Mel)
