Ginekolog Sebut Minyak Zaitun Boleh Digunakan untuk Lubrikasi pada Perempuan Menopause

Kondisi organ intim kering karena menopause, bisa memunculkan rasa tidak nyaman hingga rasa sakit saat berhubungan intim.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 03 Des 2023, 21:00 WIB
Selain minyak zaitun ternyata masih banyak jenis minyak lainnya yang manfaatnya sangat baik untuk kecantikan, salah satunya minyak jojoba.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi menopause membuat lubrikasi alami wanita berkurang. Untuk mengatasinya, pakar ginekologi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia dr Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG mengatakan boleh memberi minyak zaitun di organ intim sebagai lubrikasi atau pelumas.

"Lubrikasi kurang, sudah kering. Cairannya (di vagina) kurang makanya harus diberikan lubrikasi. Itu boleh. Minyak zaitun boleh karena vagina bukan area yang steril," ujarnya dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis, dilansir Antara.

Kondisi vagina kering karena menopause, kata Yeni, bisa memunculkan rasa tidak nyaman hingga rasa sakit saat berhubungan intim. Rasa sakit yang meliputi rasa perih ini terkadang tak kunjung hilang hingga sepekan usai berhubungan intim.

Oleh karena itu, memberi organ intim minyak zaitun diperbolehkan. Selain itu, laser vagina pun bisa menjadi pilihan untuk merangsang produksi cairan pada vagina.

Selain vagina kering, wanita menopause juga mengalami sejumlah gejala lain seperti hot flashes, demam, berkeringat di malam hari, gangguan tidur, perubahan metabolisme, payudara kendur, tekanan darah, kolesterol, dan gula darah meningkat.

"Yang paling banyak dikeluhkan, adanya penambahan berat badan. Makan sudah enggak (sering). Olahraga iya, kayaknya ngemil sudah enggak. Selain itu, keringat malam hari, malam terbangun lalu tidak bisa tidur lagi, sulit tidur termasuk gejala menopause," tutur Yeni.

Gejala-gejala tersebut bahkan bisa terjadi beberapa tahun sebelum menopause dan terus berlanjut setelah menstruasi berhenti.

"Setiap perempuan biasanya menghadapi risiko unik berdasarkan genetika dan faktor lainnya, sehingga sangat penting bagi perempuan untuk memahami cara melindungi diri dari meningkatnya risiko kesehatan lain setelah menopause," jelas Yeni.

Menopause adalah proses biologis yang terjadi pada semua perempuan. Awalnya ditandai dengan fase perimenopause. Pada fase ini, perempuan akan mengalami beberapa gejala dan akan bertahan ataupun bertambah bahkan saat menopause terjadi.

 

2 dari 2 halaman

Gejala Menopause

Gejala menopause dapat sangat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya. Salah satu gejala umum dari menopause adalah hot flash atau sensasi panas tiba-tiba yang menjalar ke wajah dan tubuh.

“Gejala menopause yang umum meliputi hot flash atau sensasi panas tiba-tiba yang menjalar ke wajah dan tubuh,” kata Henry dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com.

Selain hot flash, gejala jelang menopause lainnya yakni:

  • Berkeringat di malam hari.
  • Gangguan tidur.
  • Perubahan mood.
  • Peningkatan risiko osteoporosis.
  • Gangguan keseimbangan hormon.
  • Gangguan pola haid.
  • Kulit kering.
  • Rambut kusam dan mudah rontok.
  • Osteoporosis.
  • Mood tidak stabil, dan lain-lain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya