Ratusan Balita di Palangka Raya Ikut Tradisi Baayun Maulid

Masyarakat suku Banjar menggelar tradisi Baayun Maulid menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 29 Sep 2023, 07:00 WIB
Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, masyarakat suku Banjar menggelar tradisi unik yakni, Baayun Maulid di Masjid Baburrahmah, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Kamis (28/9/2023).

Liputan6.com, Palangka Raya - Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, ratusan warga menggelar tradisi unik yakni, Baayun Maulid di Masjid Baburrahmah, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Kamis (28/9/2023).

Baayun sendiri berasal dari bahasa Banjar, yang berarti ayunan atau buaian. Sedangkan Maulid berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, Baayun Maulid memiliki arti kegiatan mengayun balita sambil membaca salawat dan ayat suci, sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Keasrian tradisi ini, terlihat dari pemilihan ayunan yang terbuat dari tiga lapis kain, yaitu kain sarigading (sasirangan) pada lapisan pertama, kain kuning pada lapisan kedua dan kain bahalai (sarung panjang tanpa sambungan) di lapisan ketiga.

Bahkan, agar semakin meriah ayunan akan dihias dengan janur, katupat, kembang, kue, buah, uang dan lain lain. Setelah itu, bayi akan diayun secara perlahan, dengan menarik kain yang telah diikat.

Salah satu peserta, Marisa menuturkan jika tardisi Baayun Maulud merupakan wadah untuk melestarikan budaya. Selain itu, para anak-anak yang diayun nantinya mampu meneladani akhlak mulia seperti yang dimiliki Nabi Muhammad SAW

"Semoga balita yang ikut berayun dapat meneladani sifat Rasulullah dan menjadi anak yang saleh dan salihah," ungkap Marisa.

Setelah balita diayun oleh para orang tua, acara dilanjutkan dengan pembacaan Manakib Wali Allah, ceramah agama dan ditutup dengan doa. Kemudian para tokoh agama yang hadir akan memberkati peserta Baayun Mulud, dengan diiringi pembacaan Sholawat Badar.

 

2 dari 2 halaman

Hasil Akulturasi

Sementara itu, Sairullah selaku penyelenggara mengatakan jika total peserta yang ikut dalam tradisi Baayun Maulud mencapai 160 balita. Ia juga berharap acara tersebut dapat menjadi ajang silahturhami antar umat muslim.

"Selain itu acara ini juga dapat mempererat hubungan antarumat muslim," ujar Sairullah.

Pria berkaca mata ini juga menjelaskan jika Baayun Maulud merupakan hasil alkuturasi kebudayaan islam dengan tradisi lokal. Hal itu kemudian diadopsi yang menjadi sarana untuk mensyiarkan Islam ke masyarakat.

"Awalnya diadakan agar masyarakat lokal mengenal islam dan adat istiadat setempat," Sairullah mengakhiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya