Ekspor Indonesia ke China Meroket, Besi Baja Jadi Primadona

Indonesia pada Agustus 2023 mencatat nilai ekspor sebesar USD 22 miliar. Angka ini merupakan kenaikan 5,47 persen dibandingkan bulan

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Sep 2023, 14:00 WIB
Indonesia pada Agustus 2023 mencatat nilai ekspor sebesar USD 22 miliar. Angka ini merupakan kenaikan 5,47 persen dibandingkan bulan (dok: SI)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia pada Agustus 2023 mencatat nilai ekspor sebesar USD 22 miliar. Angka ini merupakan kenaikan 5,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kinerja Ekspor di bulan Agustus ini didorong oleh ekspor non-migas terutama untuk kelompok biji logam, tera dan abu, kemudian lemak dan minyak hewan nabati dan juga pakaian dan aksesoris terutama rajutan,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam paparan Rilis BPS yang disiarkan secara daring pada Jumat (15/9/2023).

Total nilai ekspor Indonesia periode Januari-Agustus 2023 mencapai USD 171,52 miliar, menurun dari USD 194,57 miliar yang tercatat pada tahun 2022 lalu.

Pada Agustus 2023, peningkatan ekspor tertinggi pada nonmigas terjadi pada sektor pertambangan sebesar 15,37 persen, mencapai USD 3,96 miliar.

“Dari tiga negara tujuan utama ekspor, peningkatan pangsa ekspor secara bulanan maupun tahunan hanya terjadi di Tiongkok” ungkap Amalia.

Pada bulan Agustus 2023, pangsa pasar ekspor Indonesia ke Tiongkok naik menjadi 25,99 persen.

Data BPS menunjukkan, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok adalah USD 5,38 miliar pada Agustus 2023 - naik dari USD 4,92 miliar di bulan Juli.

 

“Ekspor nonmigas ke Tiongkok sebesar USD 5,38 miliar dengan pangsa pasar 25,99 persen utamanya didorong oleh komoditas besi dan baja atau HS 72 dan bahan bakar mineral HS 27,” Amalia mengungkapkan.

Ekspor Nonmigas Indonesia di ASEAN dan Eropa Turun

Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke dua kawasan utama yaitu ASEAN dan Uni Eropa mengalami penurunan secara tahunan.

Pada Agustus 2023, total ekspor nonmigas Indonesia ke negara kawasan ASEAN mencapai USD 3,82 miliar dengan pangsa sebesar 18,47 persen atau sedikit menurun dibandingkan Agustus 2022 sebesar 18,50 persen.

Demikian juga ekspor nonmigas Indonesia ke pasar Eropa pada Agustus 2023 mencapai USD 1,26 miliar dengan pangsa pasar sebesar 6,11 persen atau jauh menurun dibandingkan 8,77 persen di Agustus 2022.

 

2 dari 4 halaman

Penurunan Lainnya

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat yang menurun menjadi 10,29 persen pada bulan Agustus dibandingkan 10,36 persen di bulan Juli. Namun, angka tersebut naik jika dibandingkan dengan pangsa pasar 9,85 persen di periode yang sama tahun lalu.

Tercatat, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke AS mencapai USD 2,13 miliar - naik dari USD 2’03 miliar pada bulan Juli dan menurun dari USD 2,59 miliar pada Agustus 2023.

“Adapun komoditas utama ekspor nonmigas ke Amerika Serikat adalah pakaian dan rajutan (HS 61) dan mesin dan pelengkapan elektronik (HS 85),” jelas Amalia.

Sedangkan ekspor nonmigas Indonesia ke India naik menjadi 8,91 persen di Agustus 2023 sebesar USD 1,84 miliar namun menurun -25,25 persen dari bulan sebelumnya.

“Ekspor nonmigas ke India sebesar USD 1,84 miliar dengan pangsa sebesar 8,91 persen utamanya didorong oleh komoditas utama yaitu lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) dan bahan bakar mineral (HS 27),” bebernya.

Sebagai informasi, Tiongkok, AS dan India merupakan tiga pangsa pasar utama Indonesia untuk ekspor nonmigas.

Adapun total nilai ekspor nonmigas dari tiga negara tujuan utama ini memberikan kontribusi pada pangsa ekspor nonmigas sebesar 45,19 persen di Agustus 2023.

 

3 dari 4 halaman

Ekspor Indonesia Sentuh USD 22 Miliar di Agustus 2023, Terbanyak dari Pertambangan

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia mencatat nilai ekspor sebesar USD 22 miliar pada Agustus 2023, naik 5,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kinerja Ekspor di bulan Agustus ini didorong oleh ekspor non-migas terutama untuk kelompok biji logam, tera dan abu, kemudian lemak dan minyak hewan nabati dan juga pakaian dan aksesoris terutama rajutan,” ungkap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam Rilis BPS yang disiarkan secara daring pada Jumat (15/9/2023).Secara tahunan, total nilai ekspor Indonesia periode Januari-Agustus 2023 mencapai USD 171,52 miliar. Angka ini merupakan penurunan dari USD 194,57 miliar di periode yang sama 2022 lalu.

Pada Agustus 2023, peningkatan ekspor tertinggi pada nonmigas terjadi pada sektor pertambangan sebesar 15,37 persen, mencapai USD 3,96 miliar.

Ekspor hasil pertambangan pun naik cukup besar dibandingkan bulan sebelumnya, dimana komoditasnya adalah biji-tembaga, dan bahan mineral lainnya serta timah.

“Nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 33,31 persen dari total ekspor non-migas Indonesia pada bulan Agustus 2023,” imbuh Amalia.

 

4 dari 4 halaman

Batu Bara Menurun

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Namun, pada Agustus 2023 nilai ekspor Indonesia untuk komoditas unggulan batu bara mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan.

“Nilai ekspor batu bara menurun menjadi USD 2,25 miliar dari USD 2,56 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, menurun dari 4,41 persen di periode yang sama pada tahun 2022,” papar Amalia.

BPS mencatat, ekspor batu bara Indonesia menurut 11,83 persen secara month-to-month dan -48,91 persen secara year-on-year per Agustus 2023.

“Penurunan ekspor batu bara secara bulanan dan tahunan ini memang didorong oleh penurunan harga yang berpengaruh terhadap nilai ekspornya. Adapun volumenya juga mengalami penurunan sebesar -28,24 persen month-to-month namun tidak sedalam nilai ekspornya yang turun sebesar -11,83 persen mtm,” bebernya.

 

 

Infografis Dampak Larangan Ekspor CPO dan Produk Turunannya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya