KY soal Vonis Bebas Gazalba Saleh: Belum Inkrah, Masih Ada Upaya Hukum Formal Lain

Komisi Yudisial (KY) buka suara soal putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung yang telah memvonis bebas Hakim nonaktif Mahkamah Agung (MA) Gazalba Saleh dalam kasus dugaan suap penanganan perkara Hakim nonaktif Mahkamah Agung.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Agu 2023, 08:59 WIB
Ilustrasi Gedung Komisi Yudisial (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Yudisial (KY) buka suara soal putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung yang telah memvonis bebas Hakim nonaktif Mahkamah Agung (MA) Gazalba Saleh (GS) dalam kasus dugaan suap penanganan perkara Hakim nonaktif Mahkamah Agung (MA).

Ketua KY Amzulian Rifai mengatakan, seorang hakim mempunyai kebebasan untuk memutus suatu perkara. Akan tetapi, tetap dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

"Catatan kita yang pertama tentu saya selalu mengatakan hakim memiliki kebebasan untuk memutus satu perkara, saya selalu katakan silakan. Tapi, kebebasan itu tentu dasarnya adalah ilmu pengetahuan hakim," kata Amzulian, dikutip Senin (7/8/2023).

"Kemudian sampai pada pendidikan agama si hakim, termasuk juga kapasitas dan integritas hakim. Kalau itu yang jadi dasar, maka silahkan putus, apapun putusan itu. Ini kalau kita bicara soal kemandirian hakim, tidak ada yang keberatan kalau itu dasar, bukan dasar yang lain," sambungnya.

Meski begitu, vonis ini pun disebutnya masih belum mempunyai hukum tetap atau inkrah. Sehingga, lembaga antirasuah pun mengajukan banding atas putusan tersebut.

"Saya yakin, kita semua tahu ini kan belum inkrah, masih ada upaya hukum formal lain. Saya yakin kalau enggak salah baca, KPK langsung banding, ini artinya belum punya kekuatan hukum tetap, kita masih menunggu itu," ujarnya.

Amzulian pun berjanji, pihaknya akan memantau terhadap proses selanjutnya yakni banding yang diajukan oleh KPK.

"Bagi KY tentu saja akan memantau terhadap proses berikutnya, terhadap proses yang sudah. Kalau ada laporan ya tentu kita akan tindak lanjuti, ke depan tentu kita akan memantau. Karena ada pemantauan kita," pungkasnya.

2 dari 2 halaman

Divonis Bebas, Gazalba Keluar dari Rutan KPK

Hakim Agung, Gazalba Saleh (kiri) sesaat sebelum rilis penahanan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Gazalba Saleh ditahan usai penyidik melakukan pemeriksaan. Gazalba ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) KPK Pomdam Jaya, Jakarta Selatan, selama 20 hari ke depan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Diketahui, Hakim nonaktif Mahkamah Agung (MA) Gazalba Saleh (GS) sudah dibebaskan dari Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (Rutan KPK) pada Selasa, 1 Agustus 2023 malam.

Dia dibebaskan dari rutan lantaran menerima vonis bebas dari Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Gazalba menerima vonis bebas atas kasus dugaan suap penanganan perkara di MA.

"Betul, sesuai amar majelis hakim, maka jaksa membuat berita acara pengeluaran dari tutan terhadap terdakwa dimaksud tadi malam sekitar pukul 20.30 WIB dari Rutan Podam Jaya Guntur," ujar Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu (2/8).

Ali memastikan, KPK tetap akan mengusut kasus dugaan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Gazalba Saleh (GS) meski sudah divonis bebas dalam perkara suap pengurusan perkara di MA.

"KPK segera lanjutkan proses penyidikan perkara dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU atas nama tersangka GS dimaksud hingga membawanya pada proses persidangan," kata Ali.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Infografis Hakim Terjerat Kasus Suap Pengurusan Perkara di Mahkamah Agung. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya