Pembangkit Listrik Tenaga BBM Jadi Andalan Listrik MXGP di NTB

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan keandalan rantai pasok energi primer untuk pembangkit listrik di sistem NTB, sebagai tuan rumah MXGP.

oleh Ilyas Istianur PradityaMaulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Jun 2023, 20:00 WIB
PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan keandalan rantai pasok energi primer untuk pembangkit listrik di sistem NTB, sebagai tuan rumah MXGP. (dok: PLN EPI)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan keandalan rantai pasok energi primer untuk pembangkit listrik di sistem Nusa Tenggara Barat (NTB). Khususnya untuk sistem Sumbawa dan Lombok dalam mendukung kesuksesan gelaran Motorcross Grand Prix (MXGP).

Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan, terdapat 7 pembangkit yang memerlukan pasokan energi primer yang stabil. Untuk sistem Sumbawa, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Labuhan dengan kapasitas 7,7 Mega watt (MW) membutuhkan pasokan BBM sebesar 520 kiloliter per bulan.

Selain itu, ada PLTMG Bonto dengan kebutuhan BBM sebesar 5.658 kiloliter per bulan dan PLTMG Kanar dengan kebutuhan BBM 5.533 kiloliter per bulan.

"Saat ini pasokan BBM untuk tiga pembangkit kami pastikan dalam kondisi yang cukup, khususnya di Sumbawa yang memang menjadi tuan rumah gelaran MXGP ini seluruh kebutuhan energi primer terpenuhi," ujar Mamit, Kamis (8/6/2023).

Tak hanya PLTD dan PLTMG, PLN EPI juga memasok kebutuhan batu bara untuk PLTU Sumbawa dengan kapasitas 17 MW. Saat ini, kebutuhan batu bara di PLTU tersebut sebesar 12.577 metrik ton per bulan.

"Begitu juga untuk pasokan batu bara di PLTU Sumbawa saat ini HOP mencapai 37 hari," imbuh Mamit.

Pasokan Energi Primer

Selain mengamankan sistem Sumbawa, PLN EPI juga menjamin pasokan energi primer di Sistem Lombok. PLTU Jeranjang 90 MW membutuhkan 60.431 metrik ton per bulan saat ini memiliki stok dengan Hari Operasional Pembangkit (HOP) 40 hari.

PLN EPI juga menjaga pasokan BBM untuk PLTMGU Lombok Peaker 132,4 MW dengan kebutuhan 19.500 kiloliter per bulan. Selain itu, ada PLTMG MPP Jeranjang 51 MW dengan kebutuhan BBM sebesar 4.500 kiloliter per bulan.

"PLN berkomitmen untuk menjaga pasokan listrik untuk gelaran MXGP 2023 kali ini. PLN menerapkan sistem listrik tanpa kedip atau zero down time," pungkas Mamit.

2 dari 3 halaman

Jualan Listrik Melejit, PLN Setor Dividen dan Pajak Rp 37,52 Triliun ke Negara

Petugas PLN berbincang dengan seorang ibu saat melakukan pencatatan meteran listrik di rumah warga kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Pengerahan petugas dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara tagihan rekening listrik pelanggan dengan penggunaannya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT PLN (Persero) terus meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan negara melalui setoran dividen dan pajak perusahaan. Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (7/6) disepakati setoran dividen PLN kepada negara sebesar Rp 2,19 triliun, meningkat sebesar 191,7% dari Rp750 miliar di tahun 2021.

Kontribusi PLN terhadap negara tak hanya lewat dividen tetapi juga setoran pajak hingga Rp35,33 triliun atau meningkat sebesar 13,1% dibandingkan tahun 2021.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menanggapi, PLN sebagai perusahaan BUMN berkomitmen untuk terus berkontribusi lebih pada negara dan masyarakat, salah satunya melalui peningkatan performa dari sisi keuangan. Hal ini terlihat pada laporan keuangan tahun 2022 di mana PLN mampu mencatatkan kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan dengan laba bersih mencapai Rp14,44 triliun.

"Di balik capaian kinerja keuangan yang kami torehkan, transformasi yang dilakukan korporasi menjadi kunci melewati masa-masa sulit. Hasilnya walaupun menghadapi kerugian kurs hampir 20 triliun, penerimaan laba kami tahun 2022 tetap meningkat 124% dari target," ujar Darmawan.

Faktor utama peningkatan laba bersih PLN menurut Darmawan adalah peningkatan penjualan listrik yang mencapai 6,3% atau total 273,8 Terawatt hour (TWh) sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan penjualan listrik hingga 7,7% dari Rp288,8 triliun di 2021 menjadi Rp311,1 triliun di 2022.

 

3 dari 3 halaman

Penjualan Listrik

Meteran listrik biasanya terletak di bagian dinding depan atau luar rumah untuk memudahkan petugas PLN ketika akan mengecek dan mencatat meteran listrik pada waktu tertentu.

Peningkatan penjualan listrik ini didominasi dari pelanggan sektor industri di mana konsumsi listriknya meningkat sebesar 24,54% dan sektor bisnis yang meningkat sebesar 22,47%.

"Ini merupakan bukti bahwa PLN adalah jantungnya perekonomian Indonesia. Kami selalu siap menyediakan listrik andal untuk mendukung produktivitas pelanggan," tambah Darmawan.

Darmawan menuturkan, peningkatan kinerja PLN ini akan memberikan multiplier effect. Selain mendorong perekonomian masyarakat, juga akan memberikan kontribusi perusahaan kepada negara.

"Kami optimis akan melanjutkan kinerja yang terbaik pada tahun ini dan tahun selanjutnya. PLN akan berupaya optimal dalam mengelola operasional maupun kinerja keuangan sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih lagi ke negara," tutup Darmawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya