Putin Tuding Ukraina Lancarkan Aksi Teroris di Perbatasan

Ukraina membantah keras klaim Presiden Putin.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Mar 2023, 15:03 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri pertemuan dengan para pemenang dan finalis kontes nasional School Teacher of the Year melalui konferensi video pada Rabu, 5 Oktober 2022. (Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo/AP Photo)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, kelompok sabotase Ukraina memasuki wilayah perbatasan Rusia pada Kamis (2/3/2023) dan menembaki warga sipil. Dia menyebut itu sebagai "aksi teroris".

Gubernur wilayah Bryansk menuturkan, "penyabotase dari Ukraina" menembaki sebuah mobil sipil di Lyubechane, sebuah desa perbatasan, menewaskan dua pria dan melukai seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.

Kyiv membantah keras klaim Rusia tersebut.

Mykhaylo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menulis di Twitter bahwa itu adalah "provokasi klasik yang disengaja".

"Rusia ingin menakut-nakuti rakyatnya untuk membenarkan serangan terhadap negara lain," katanya.

Sebelumnya, Rusia telah melaporkan beberapa serangan rudal dan drone Ukraina di wilayah perbatasannya, termasuk Bryansk. 

2 dari 2 halaman

Berhasil Dipukul Mundur

Orang-orang melewati karya seni dari seniman jalanan terkenal TvBoy yang menggambarkan seorang anak laki-laki sedang menghangatkan tangannya dengan api pada dinding yang rusak berat akibat serangan Rusia di Kota Bucha, Ukraina, 30 Januari 2023. Karya seni yang dibuat untuk menghormati para korban perang Rusia-Ukraina tersebut mengandung pesan kelahiran kembali dan harapan serta berharap agar konflik segera berakhir. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengonfirmasi pasukan FSB dan pasukan reguler pada Kamis terlibat bentrok dengan "nasionalis Ukraina" yang menyeberang ke Rusia dan melakukan penyanderaan.

FSB mengatakan "nasionalis" kemudian dipukul dengan serangan artileri besar-besaran Rusia dan didorong kembali ke Ukraina.

"Mereka meninggalkan banyak bahan peledak di desa tersebut," kata FSB seperti dilansir BBC, Jumat (3/3).

Ketika Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Presiden Putin mencap pemerintah Kyiv sebagai "nasionalis" dan "neo-Nazi", dan dengan alasan itu menurutnya, Rusia harus bertindak melawan mereka.

Berbicara di TV pemerintah Rusia pada Kamis, Presiden Putin mengatakan, "Hari ini mereka melakukan aksi teroris lagi, kejahatan lain, menembus daerah perbatasan dan menembaki warga sipil."

"Mereka melihat bahwa itu adalah mobil sipil bahwa warga sipil dan anak-anak duduk di sana dan melepaskan tembakan," katanya.

Infografis 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina, Jumlah Korban dan Dampak. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya