Kominfo Sebut Kecakapan Digital Dorong Kemajuan Indonesia

Kominfo mengungkapkan, kecakapan digital pemuda dapat mendorong kemajuan Indonesia ke depannya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Nov 2022, 20:00 WIB
Pengunjung bertransaksi menggunakan QRIS atas Pembelian Asuransi Kecelakaan Diri Askrindo pada gelaran Java Jazz Festival 2022 di booth DigiAsk Hall C2, JIExpo Kemayoran, Jakarta (28/05/2022). Transaksi ini meningkatkan literasi masyarakat atas kemudahan pembelian Asuransi secara online. (Liputan6.com/HO/Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Bambang Tri Santoso mengatakan, kecakapan digital pemuda dapat mendorong kemajuan Indonesia ke depannya.

"Kami berharap teman-teman pemuda mempunyai semangat yang luar biasa untuk mendorong kemajuan Indonesia melalui kemampuan kecakapan digitalnya," kata Bambang dilansir dari Antara, Senin (7/11/2022).

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021, didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00.

Berdasarkan skor tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia berada dalam kategori “sedang”. Kegiatan seminar literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Sebelumnya, Kemenkominfo melalui Pandu Digital berkolaborasi dengan Jawara Internet Sehat ICT Watch Indonesia melaksanakan Seminar Nasional Sektor Pendidikan untuk mengenalkan dan menguatkan nilai kompetensi digital pemuda Indonesia berdasarkan empat pilar literasi digital.

"Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan kecakapan digital para pemuda Indonesia. Kemenkominfo juga turut berupaya dalam menyatukan Indonesia dengan memperluas akses internet dan pemanfaatan teknologi informasi, agar masyarakat Indonesia mendapatkan hak yang sama," katanya.

Kegiatan itu dibagi menjadi dua sesi yang diisi oleh materi mengenai empat pilar literasi digital, yaitu kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital dan etika digital.

Perwakilan dari Pandu Digital Madya Indonesia, Agus Indiran mengatakan bahwa segala aktivitas dan interaksi yang dilakukan seseorang di ruang digital dapat menjadi sebuah bukti yang berpotensi untuk dicari, dicuri, dipublikasi dan diikuti oleh orang lain.

Ia juga memberikan beberapa tips dalam menjaga dan memahami rekam jejak digital, yaitu dengan selalu unggah hal positif, cermat dan jeli menganalisis di aktivitas internet, berpikir kembali sebelum mengunggah postingan, dan melakukan verifikasi dalam menerima dan menyebarkan informasi.

"Kesimpulannya, jejak digital ini akan selalu ada. Untuk itu, ketika kamu membangun sebuah akun di media sosial, kamu punya pilihan rekam jejak seperti apa yang ingin kamu bangun dan tinggalkan?" kata Agus.

 

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya