Warga Gorontalo Belum Migrasi Siaran TV Analog ke Digital, Kenapa?

Sebab, antena konvensional saat ini sudah dimatikan pemerintah pada Rabu, 2 November 2022 tepat pukul 24.00 WIB.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 06 Nov 2022, 16:00 WIB
Calon pembeli saat memilih Set Top Box (STB) TV Digital di salah satu toko kawasan Glodok, Jakarta Barat, Kamis (3/11/2022). Penjualan STB TV Digital mengalami peningkatan hingga 60 persen usai pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) secara resmi menghentikan siaran TV Analog atau Analog Switch Off (ASO) Jabodetabek pada 2 November 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Gorontalo - Untuk menonton televisi masyarakat Jabodetabek kini sudah beralih ke siaran TV digital. Sebab, antena konvensional saat ini sudah dimatikan pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) pada Rabu, 2 November 2022 tepat pukul 24.00 WIB.

Dengan beralih ke siaran digital, pemerintah menjanjikan pengalaman menikmati konten siaran televisi lokal yang lebih baik bagi masyarakat.

Meski begitu, penghentian siaran TV analog atau analog switch off (ASO) ini masih belum bisa diterima oleh kalangan masyarakat Gorontalo. Sebab, sebagian besar masyarakat daerah serambi madinah masih menggunakan TV analog.

"Kami sudah tahu, bahwa di Jabodetabek ini sudah diberlakukan program TV digital. Tetapi kami belum bisa beralih ke program ini, alasannya salah satunya ketersediaan alat Set Top Box," kata Abd Farid warga Kota Gorontalo kepada Liputan6.com Sabtu (05/11/2022).

Selain itu kata Farid, bahwa penghentian secara serentak siaran TV analog ini dinilai menyusahkan warga Jabodetabek. Harusnya yang dilakukan pemerintah bukan mematikan siarannya, akan tetapi menghentikan penjualan alat TV analog.

"Nah, maksud saya pemerintah tidak harus mematikan siaran ini secara serentak. kalau begini masyarakat yang belum memiliki set top box malah tidak bisa menonton," ujarnya.

"Harusnya, biarlah TV digital di launching dulu sampai masyarakat benar-benar siap beralih. Kalau alat TV analog sudah tidak diproduksi lagi, saya yakin dan percaya masyarakat pasti pindah ke analog," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Minta Set Top Box Gratis

Menurutnya, program ASO ini secara tidak langsung memaksa warga untuk membeli set top box (STB). Mungkin, tidak masalah bagi masyarakat yang punya mendapatan di atas rata-rata.

"Bagaimana dengan masyarakat yang belum mampu membeli alat itu. Makan sehari-hari saja mereka susah apalagi harus dipaksa membeli STB," katanya.

Di tempat yang berbeda, Hendrik warga Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) meminta kepada pemerintah, jika siaran TV digital bakal diterapkan di Gorontalo, terlebih dahulu yang harus dilakukan ialah membagikan set top box secara gratis ke masyarakat.

"Bagikan dulu secara gratis, memang sudah ada yang dibagikan. Tetapi belum semua masyarakat mendapatkan itu," kata Hendrik.

"Kalau tidak begitu, maka yang diuntungkan hanyalah perusahaan atau penjual STB. Selain itu harus ada sosialisasi secara intensif dari pemerintah daerah ke kalangan masyarakat bawah," ia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya