Gilang Widya Pramana Mundur Sebagai Presiden Arema FC

Gilang Widya Pramana memutuskan mengundurkan diri sebagai Presiden Arema FC terhitung 29 Oktober 2022. Sosok yang dikenal sebagai Juragan 99 ini akan kembali ke kegiatan di luar sepak bola.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 29 Okt 2022, 13:31 WIB
Gilang Widya Pramana mundur sebagai Presiden klub Arema FC terhitung 29 Oktober 2022. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Malang - Gilang Widya Pramana menyatakan mundur sebagai Presiden Arema FC. Pernyataan tersebut disampaikan sosok yang dikenal sebagai Juragan 99 ini di markas Arema FC, Malang, Sabtu (29/10/2022).

Sebelumnya, Gilang sudah bertemu dengan jajaran manajemen Arema FC untuk menyampaikan pengunduran diri ini secara resmi dan berpamitan. "Sepak bola adalah passion dalam hidup saya dan sebagai Aremania saya bangga telah diberi kesempatan menjadi Presiden Arema FC sejak 6 Juni 2021," katanya.

"Saya sudah berusaha memberikan semua yang terbaik untuk klub, tapi mungkin klub memerlukan sosok yang lebih baik lagi. Karena itu, saya memutuskan untuk mundur sebagai Presiden Arema FC terhitung mulai hari ini."

"Saya ingin lebih fokus mengurus keluarga dan kembali ke kegiatan-kegiatan saya di luar sepak bola supaya dapat berkontribusi bagi Indonesia," ucap Gilang Widya menambahkan.

Sejak hari pertama terjadinya Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober lalu, Gilang sebagai pribadi sudah turun tangan membantu para korban dan keluarganya. Dia berkeliling bertakziah ke keluarga korban, baik keluarga Aremania maupun petugas keamanan.

Gilang juga membuka Crisis Center di markas Singo Edan untuk memberikan respon cepat kepada keluarga korban. Proses pemulihan fisik dan mental para pemain maupun official juga menjadi perhatiannya sebagai Presiden Arema FC.

 

2 dari 3 halaman

Tidak memiliki legal standing

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana, mengimbau Aremania agar tidak melontarkan nyanyian rasis hingga menyalakan flare.(dok/Arema FC)

Meski sebagai Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana tidak memiliki legal standing. Sehingga, tak banyak yang bisa dilakukannya.

"Begitu banyak yang ingin saya lakukan, tetapi posisi Presiden Arema FC adalah posisi kehormatan yang tidak memiliki legal standing. Posisi ini diberikan kepada saya oleh PT AABBI, pemilik Arema FC karena perusahaan saya masuk sebagai salah satu sponsor dan investor kecil," paparnya.

"Saya tidak ada di dalam daftar eksekutif perusahaan sehingga kewenangan saya sangat terbatas. Yang saya lakukan selama ini adalah meningkatkan kualitas pemain dan pelatih, memberikan fasilitas terbaik supaya mereka bisa berlatih dengan nyaman."

"Serta memastikan gaji mereka terpenuhi dengan baik," pugkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Tetap dukung keluar koban

Petugas keamanan menahan seorang suporter saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. "Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Walaun sudah tidak lagi menjadi Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana memastikan bahwa ia akan tetap mendukung keluarga korban Tragedi Kanjuruhan bila diperlukan.

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruan terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Duel antara tim asal Jawa Timur itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober lalu.

Tragedi itu menelan korban 135 orang meninggal dunia dan lainnya luka-luka. Akibat tragedi itu, pemerintah membentu Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF.

Hasilnya, TGIPF mengeluarkan rekomendasi yaitu meminta seluruh pengurus PSSI, termasuk anggota Komite Eksekutif (Exco), untuk mengundurkan diri. Ini sebagai tanggung jawab moral atas jatuhnya ratusan korban tewas dan lainnya luka-luka.

Infografis Kisah Dramatis dan Kesaksian Pilu Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya