Unesa Punya 4 Guru Besar Baru, Siapa Mereka?

Menurut dia, perubahan mindset, pengembangan budaya akademik, pemanfaatan teknologi untuk riset-riset yang bermanfaat bagi masyarakat menjadi syarat penting untuk kemajuan Unesa.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2022, 14:06 WIB
Rektro Unesa Nurhasan. (Dian Kurniawan)

 

 

Liputan6.com, Surabaya - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengukuhkan empat guru besar atau profesor baru pada Rapat Terbuka Senat.

Rektor Unesa Nurhasan mengatakan peran guru besar sangat penting dalam mendorong dan menciptakan iklim inovasi dalam negeri karena sebagai pelopor inovasi melalui pengembangan keilmuan, riset,dan pengabdian.

Menurut dia, perubahan mindset, pengembangan budaya akademik, pemanfaatan teknologi untuk riset-riset yang bermanfaat bagi masyarakat menjadi syarat penting untuk kemajuan Unesa.

"Gelar profesor bukan untuk gagah-gagahan, tetapi penanda bahwa pemegangnya adalah orang terdidik, ilmuwan berdedikasi tinggi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia. Masyarakat menanti peran dan kontribusi guru besar Unesa,” ujarnya.

Yang dikukuhkan menjadi guru besar adalah Abdul Rachman Syam Tuasikal, Guru Besar Fakultas Ilmu Olahraga (FIO).

Guru besar ini banyak meneliti seputar bola basket, mulai dari media dan metode pembelajaran, hingga mengembangkan sistem monitoring pengambilan keputusan wasit bola basket.

Kedua, Nuniek Herdyastuti sebagai Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Perempuan asal Surabaya ini merupakan pakar kimia yang banyak melahirkan riset seputar pengolahan limbah kimia, mengembangkan mini lab IPAL.

2 dari 2 halaman

Riset Pakan Lele

Danau Universitas Negeri Surabaya (Unesa). (Istimewa)

Ketiga, Gunarti Dwi Lestari sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang merupakan pakar pendidikan spesialis pendidikan anak usia dini.

Banyak riset yang sudah dihasilkan, di antaranya, literasi budaya kemaritiman anak usia dini dan strategi parenting yang efektif (Triple-P).

Selain itu juga tentang strategi pendidikan karakter anak usia dini, pengembangan model peningkatan self-regulated learning pada siswa inklusi dan masih banyak lagi.

Keempat, Dyah Hariani sebagai Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Perempuan kelahiran Malang ini banyak melahirkan riset seputar pengaruh protein pakan terhadap hormon estrogen ikan lele, peningkatan kualitas ‘reproduksi’ ikan lele, kandungan metabolit flora dan fauna lokal terhadap potensi sebagai penyembuh penyakit degeneratif dan lain-lain.

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya