Syawalan Warga Caturtunggal Selipkan Keinginan Bebas dari Aksi Gejayan Memanggil

Warga Caturtunggal Depok Sleman yang tergabung dalam Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT) Caturtunggal menggelar syawalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2022, 21:00 WIB
Warga Caturtunggal Depok Sleman yang tergabung dalam Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT) Caturtunggal menggelar syawalan dan ingin wilayahnya bebas dari aksi unjuk rasa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Warga Caturtunggal Depok Sleman yang tergabung dalam Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT) Caturtunggal ingin wilayahya bebas dari berbagai aksi unjuk rasa, seperti Gejayan Memanggil. Keinginan itu terungkap dalam syawalan PGAT Caturtunggal, Kamis (26/5/2022).

Menurut Koordinator PGAT Caturtunggal Iwan, agar keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetap kondusif, tujuan PGAT Caturtunggal bersama warga menolak segala bentuk aksi unjuk rasa di Gejayan adalah untuk menjaga kenyamanan supaya aktivitas perekonomian di wilayah Kalurahan Caturtunggal dan sekitarnya bisa tetap berjalan.

"Mengingat banyak sekali pelaku usaha di wilayah kami," ujarnya, dalam siaran pers.

Sementara, Koordinator PGAT Caturtunggal wilayah Papringan Budi selaku menyampaikan, syawalan menjadi tradisi rutin yang dilakukan setelah Lebaran. Selain mempererat tali silaturahmi antar warga Caturtunggal, Depok, Sleman, juga menjadi tonggak untuk menyerukan kepada masyarakat Yogyakarta bahwa wilayah Caturtunggal bukan tempat untuk meyalurkan aspirasi melalui demonstrasi.

"Citra yang sudah telanjur terbentuk di masyarakat bahwa pertigaan Gejayan adalah lokasi untuk berunjuk rasa harus dihapuskan," ucapnya.

Ia menilai, aksi unjuk rasa yang dibanjiri ribuan massa seperti Gejayan Memanggil maupun aksi-aksi lainnya sangat merugikan kami warga asli Caturtunggal dan para pelaku usaha di sektor ekonomi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya