UE Rela Lepas Duit Rp 3,2 Kuadriliun demi Bebas dari Pasokan Energi Rusia

Uni Eropa meluncurkan rencana pendanaan Rp 3,2 kuadriliun untuk menghentikan pasokan minyak dan gas dari Rusia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Mei 2022, 13:31 WIB
Uni Eropa meluncurkan rencana pendanaan 210 miliar euro untuk menghentikan pasokan minyak dan gas (migas) dari Rusia. Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa mengeluarkan pendanaan 210 miliar euro atau setara Rp 3,2 kuadriliun untuk menghentikan pasokan minyak dan gas (migas) dari Rusia. Ini menjadi langkah terbaru blok tersebut dalam mengecam invasi Rusia di Ukraina. 

Rencana yang dinamakan "REPowerEU" ini, akan berusaha untuk memangkas konsumsi gas Rusia di seluruh blok sebesar 66 persen pada akhir tahun ini.

Kemudian memutuskan ketergantungan sepenuhnya sebelum tahun 2027, dengan menghemat energi, menemukan sumber alternatif dan mempercepat transisi ke energi terbarukan, kata Komisi Eropa.

"Kami membawa ambisi kami ke tingkat lain untuk memastikan bahwa kami menjadi independen dari bahan bakar fosil Rusia secepat mungkin," kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari CNN Business, Kamis (19/5/2022).

"Ketika Eropa bertindak bersama, mereka memiliki lebih banyak pengaruh," ujar von der Leyen tentang program pengadaan bersama itu. 

"Dengan cara ini kami dapat mengamankan impor energi yang kami butuhkan tanpa persaingan di antara negara-negara anggota kami," lanjut dia. 

Rencana Eropa, menurut Von der Leyen, juga menekankan taktik hemat energi sebagai "cara tercepat dan termurah" untuk mengatasi krisis.

Eropa akan mendorong masyarakat dan bisnisnya untuk mengurangi penggunaan energi, seperti dengan mematikan lampu dan menggunakan lebih sedikit AC.

Langkah-langkah ini pun diyakini dapat mengurangi permintaan minyak dan gas hingga 5 persen dalam jangka pendek.

Sementara dalam jangka panjang, Uni Eropa akan menaikkan targetnya untuk setidaknya 40 persen energinya berasal dari sumber terbarukan menjadi 45 persen. Blok tersebut berencana untuk secara dramatis mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin untuk proyek energi terbarukan baru.

Von der Leyen mengatakan bahwa paket tersebut akan "mempercepat" transisi blok ke energi terbarukan, dan termasuk rencana untuk menggandakan kapasitas tenaga surya pada tahun 2025.

Energi surya tambahan yang dihasilkan dapat menggantikan konsumsi 9 miliar meter kubik gas alam setiap tahun pada tahun 2027, demikian kata Komisi Eropa dalam siaran persnya.

 

2 dari 3 halaman

Target Baru Uni Eropa

Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Diketahui bahwa sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari 2022, Uni Eropa telah berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada ekspor energi Rusia yang besar.

Uni Eropa juga telah sepakat memberlakukan pelarangan batubara Rusia mulai Agustus mendatang, dan bulan lalu memotong bagian Rusia dari impor gas alam UE menjadi 26 persen dari yang semula 40 persen tahun lalu.

Komisi Eropa juga telah menetapkan target untuk blok tersebut memproduksi 10 juta metrik ton hidrogen terbarukan, dan mengimpor 10 juta metrik ton lagi pada tahun 2030 untuk membantu dekarbonisasi beberapa industri.

Sebagian besar dari dana 210 miliar euro  dalam investasi baru yang direncanakan antara sekarang dan 2027 akan dibiayai dengan menggunakan dana pemulihan virus corona UE.

Bagian dari rencana tersebut adalah proposal untuk undang-undang - yang akan memerlukan persetujuan oleh negara-negara anggota UE - sementara yang lain adalah rekomendasi.

Selain larangan batu bara, negara-negara Uni Eropa juga sedang mengerjakan embargo minyak Rusia.

Komisi Eropa mengatakan lebih banyak waktu diperlukan bagi negara-negara yang sangat bergantung pada minyak Rusia yang dikirim melalui pipa untuk menemukan pasokan alternatif.

Hungaria, yang mendapat sekitar 40 persen dari impor minyaknya dari Rusia tahun lalu, menurut Badan Energi Internasional – sejauh ini menolak keras untuk menandatangani keputusan tersebut.

3 dari 3 halaman

Dalam Beberapa Pekan Terakhir, Sejumlah Negara UE Kurangi Impor Energi Rusia

Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Beberapa negara anggota Uni Eropa dengan cepat mengurangi impor energi mereka dalam beberapa pekan terakhir.

Jerman, ekonomi terbesar Eropa, yang sangat bergantung pada gas Rusia, telah berhasil memotong bagian impor Rusia dari semula 55 persen menjadi 35 persen sejak invasi di Ukraina terjadi, menurut Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.

Urgensi untuk menghentikan impor energi Rusia di Eropa meningkat pada bulan April ketika negara itu memutuskan pasokan ke Polandia dan Bulgaria.

Perusahaan gas negara Finlandia yakni Gasum, yang juga menolak untuk membayar dalam rubel, tidak seperti beberapa perusahaan energi Eropa lainnya - mengatakan bahwa pasokan gas Rusia dapat dihentikan akhir pekan ini.

Rencana terbaru Eropa disebut bakal menetapkan bagaimana blok itu akan merespons jika Rusia mematikan keran sepenuhnya.

"Melepaskan Eropa dari pemasok energi terbesarnya akan sulit," kata Kadri Simson, komisaris energi Eropa, pada konferensi pers.

"Tetapi manfaat ekonomi dari mengakhiri ketergantungan kita akan jauh lebih besar daripada biaya jangka pendek REPowerEU," ujar dia. 

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya