Komunikasi Jadi Hal Penting dalam Hubungan, Apa Perlu Ada Batasan Frekuensinya?

Komunikasi yang berlebihan dengan pasangan bisa jadi tanda yang kurang baik.

oleh Diviya Agatha diperbarui 30 Apr 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi Mengirim Pesan Singkat Credit: unsplash.com/Oleg

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar pasangan mungkin tahu bahwa komunikasi jadi hal penting dalam sebuah hubungan. Terbiasa untuk selalu terkoneksi lewat pesan singkat dengan kekasih pun seolah jadi candu.

Terutama jika topik bahasan tak pernah ada habisnya untuk dikulik bersama setiap harinya. Namun, perlukah untuk terus-menerus berkomunikasi dengan pasangan lewat pesan singkat?

Terapis pasangan di Los Angeles, Dr Gary Brown mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada aturan yang menyatakan seberapa sering Anda dan pasangan harus berkomunikasi.

"Setiap pasangan itu unik, jadi tidak ada aturan yang saklek tentang seberapa sering Anda harus berbicara dengan pasangan setiap harinya," ujar Gary dikutip Elite Daily, Kamis (28/4/2022).

Menurut Gary, selama Anda dan pasangan ada berada di halaman yang sama dan tetap nyaman untuk melakukannya, maka kekhawatiran akan terlalu banyak berkomunikasi seharusnya tidak perlu untuk terlintas.

Pendapat berbeda diungkapkan pakar hubungan yang berbasis di New York, Susan Winter. Ia berpendapat bahwa setiap pasangan justru harus selalu berkomunikasi setiap harinya.

Hal tersebut lantaran tanpa adanya kontak yang berkelanjutan, hubungan dengan pasangan bisa layu atau tak lagi hidup.

Sedangkan menurut dating coach sekaligus penulis 'The Dating Mirror: Trust Again, Love Again', Diana Dorell, urusan komunikasi dalam hubungan juga bergantung pada pola pikir Anda dan pasangan.

"Mengirim pesan secara teratur dengan pasangan dalam jumlah yang sedang-sedang saja adalah hal yang baik. Bisa sehat juga karena ketika bertemu secara langsung, masih ada hal yang bisa untuk dibahas," kata Diana.

2 dari 4 halaman

Hal yang perlu diperhatikan

Ilustrasi Rawan Terjadi Pertengkaran

Lebih lanjut Diana menjelaskan bahwa hal yang perlu dikhawatirkan adalah ketika kurangnya frekuensi untuk berkomunikasi sudah mempengaruhi kesejahteraan emosional Anda.

"Misalnya, ketika Anda tidak dapat produktif atau berfungsi dengan baik dari hari ke hari jika Anda tidak terus-menerus ngobrol dengan pasangan," ujar Diana.

Hal tersebut menjadi tidak sehat karena adanya ketergantungan pada pasangan. Sehingga tanpa kehadirannya di sela-sela kesibukan dapat mengganggu produktivitas Anda.

Pakar kencan milenial dan penulis 'Aren't You Glad You Read This?', Erica Gordon menambahkan, tanda lain yang perlu diperhatikan adalah ketika berkomunikasi lewat pesan singkat dengan pasangan sudah menyebabkan kecemasan dalam hubungan.

"Itu tanda bahaya bila Anda cemas sepanjang waktu ketika pasangan sedang tidak membalas pesan secara terus-menerus," ujar Erica.

"Bisa jadi tanda bahwa Anda mungkin telah menjadikan dirinya adalah dunia Anda sepenuhnya. Tidak sehat bila duniamu terus berputar di sekitar pasangan saja," Erica menjelaskan.

3 dari 4 halaman

Berkaitan dengan bahasa cinta

Ilustrasi bahasa cinta

Memiliki keinginan untuk berbicara dengan pasangan sepanjang hari juga bisa berkaitan dengan bahasa cinta atau love language yang Anda miliki.

Terutama jika bahasa cinta yang Anda miliki adalah kata-kata penegasan (word of affirmation). Menurut Diana, hal tersebut memiliki kaitannya tersendiri.

"Jika bahasa cinta Anda adalah kata-kata penegasan, maka Anda mungkin akan merasa diperhatikan dan dicintai jika pasangan mengirimkan pesan manis secara teratur," kata Diana.

Tak berhenti di sana, jika pasangan Anda memahami hal tersebut dan senang dengan frekuensi pesan singkat yang banyak, maka hal tersebut tidak akan menjadi masalah.

Namun, jika pasangan justru tidak dapat mengikuti kecepatan frekuensi komunikasi yang Anda sukai, maka tak menutup kemungkinan rasa kesal bisa menyelimuti diri Anda.

"Ini bisa berarti bahwa Anda tidak memiliki kemampuan untuk menemukan rasa bahagia dan validasi dari dalam diri sendiri. Validasi diri sangat penting, karena tidak sehat untuk mengandalkan validasi eksternal dari pasangan," Erica menuturkan.

"Tidak apa-apa bila perhatian dari pasangan dapat membuat suasana hati Anda jadi lebih baik. Tapi jangan biarkan itu mengendalikan suasana hati," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Bisa jadi tanda ketidakpercayaan

Mudah Tersinggung dan Hobi Marah Pada Hal Kecil

Selanjutnya, mengirim pesan pada pasangan secara terus-menerus juga bisa menjadi tanda bahwa Anda tidak sepenuhnya percaya pada pasangan.

"Ini bisa jadi tanda ketidakpercayaan dalam hubungan. Seperti jika Anda tidak merasa aman dan Anda membutuhkan pesan terus-menerus untuk mempercayai pasangan Anda," kata Erica.

Erica mengungkapkan bahwa jika kondisi tersebut yang terjadi, maka ada baiknya untuk mulai memperbaiki diri Anda terlebih dulu.

"Alih-alih bersandar pada pasangan untuk validasi, lakukanlah hal-hal yang dapat membawa Anda dan memberi Anda kegembiraan bahkan ketika Anda sendirian," ujar Erica.

Menurutnya, Anda dapat memulainya dengan menemukan hobi yang disukai, fokus pada apa yang dapat membuat Anda bersemangat untuk menjalaninya.

"Bicarakan juga pada pasangan tentang bagaimana perasaan Anda dan biarkan pasangan memahami bila Anda ingin mengurangi ketergantungan padanya untuk menjadi pribadi yang lebih sehat," kata Erica.

Dengan begitu, hubungan bisa terjalin dengan sehat dan kedua belah pihak tetap dapat bertumbuh dengan baik tanpa adanya ketergantungan dalam hal validasi, kepercayaan, dan sebagainya.

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya