Solar Langka di Jatim, Ini Dia Penyebabnya

Arya memastikan stok solar di Jawa Timur aman. Sebab Pertamina Patra Niaga sebelumnya mengaktifkan pos layanan Satgas Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2022, 10:02 WIB
Setelah BBM non subsidi jenis pertalite diluncurkan oleh Pertamina, pengendaran kendaraan bermotor di Surabaya langsung menyerbu SPBU.

Liputan6.com, Surabaya - Section Head Communication and Relations PT Pertamina Jatimbalinus Arya Yusa Dwi Candra menyatakan, kelangkaan solar di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jawa Timur, terjadi akibat lambatnya distribusi dari Terminal BBM.

"Lagi optimalisasi mobil tangki, ini permintaan pertalite kemarin cukup tinggi. Sekarang kami penuhi solar, jadi ada jeda waktu distribusi yang cukup lama dari Terminal BBM ke SPBU," katanya, Selasa (5/4/2022), dikutip dari Antara.

Arya memastikan stok solar di Jawa Timur aman. Sebab Pertamina Patra Niaga sebelumnya mengaktifkan pos layanan Satgas Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H.

Arya mengatakan, kebutuhan solar di Jawa Timur rata-rata tercatat 182 ribu kilo liter (KL) per bulan, data itu naik dibandingkan dengan kebutuhan Januari 2022 yang sebesar 170 ribu KL.

Pantauan di lapangan, terjadi antrean kendaraan besar di sejumlah SPBU di Jatim karena tingginya permintaan solar, hal itu terjadi di SPBU Brebek Industri, SPBU Pakal, SPBU Diponegoro Sidoarjo, SPBU Rest Area Tol Tandes serta SPBU Margomulyo.

Bahkan, jalur menuju Rest Area Sidoarjo sempat macet di sisi kiri jalan karena banyak truk mengantre untuk menunggu pasokan solar datang, karena stok di SPBU menipis.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Harap Tenang

Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Deden Mochamad Idhani, masyarakat Jatim tidak perlu khawatir dan tidak panic buying terkait ketersediaan solar subsidi dan pertalite.

“Kami sangat mengapresiasi jika konsumen tidak panic buying karena stok BBM di terminal-terminal BBM sangat cukup, namun karena proses pendistribusian menggunakan mobil tangki maka kami butuh waktu perjalanan atau proses penyaluran dari terminal BBM ke seluruh SPBU," kata Deden.

Deden mengharapkan agar konsumen dapat menghubungi Pertamina Contact Center 135 jika menemukan kendala ketersediaan produk di SPBU.

"Kami memohon maaf jika konsumen mengalami kendala ketersediaan produk BBM di SPBU, namun kami memastikan hal tersebut akan segera diantisipasi dengan optimalisasi armada mobil tangki kami dalam menyalurkan BBM ke seluruh SPBU," katanya.

Ia mencatat sejak 1 April 2022 telah terjadi peningkatan konsumsi produk BBM jenis pertalite dan biosolar masing-masing sebesar 15 persen dan 10 persen, dan untuk wilayah Jawa Timur penyaluran bulanan pertalite sebesar 280.000 Kiloliter (KL) per bulan dan solar sebanyak 182.000 KL per bulan.

"Untuk stok BBM di seluruh Terminal BBM dalam kondisi aman dan cukup, namun karena proses penyaluran dari terminal BBM ke SPBU menggunakan mobil tangki dan membutuhkan waktu maka apabila ada SPBU yang butuh suplai maka ada jeda waktu pengisian ke SPBU itu," katanya.

Ia menegaskan bahwa harga kedua produk itu tidak mengalami kenaikan, yaitu pertalite tetap dengan harga Rp7.650/liter dan Solar subsidi Rp5.150/liter.

Mengenai dugaan peralihan konsumsi masyarakat dari pertamax ke pertalite, Deden menambahkan hal tersebut dikembalikan kepada konsumen sebagai pemilik kendaraan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya