Perusahaan Perlu Siapkan Ini Sebelum IPO

Pelaku bisnis perlu memahami hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dan harus dilakukan dalam mempersiapkan rencana IPO (Initial Public Offering).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Mar 2022, 09:00 WIB
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih semarak kendati di tengah pemulihan ekonomi. Sejak awal tahun hingga 25 Maret 2022, terdapat 12 perusahaan yang telah tercatat di BEI sebagai emiten baru.

Dengan performa pasar yang cenderung positif di tengah perubahan pandemi menjadi endemi dan isu global, pelaku bisnis perlu memahami hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dan harus dilakukan dalam mempersiapkan rencana IPO (Initial Public Offering).

“Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk perjalanan IPO, mulai dari aspek finansial hingga nonfinansial, salah satunya adalah ESG,” ungkap Capital Markets Leader dari PwC Indonesia, Jasmin Maranan dalam webinar bertajuk IPO Readiness: Taking Your Company Public?, Rabu (30/3/2022).

Dia menuturkan, saat ini investor dan pemangku kepentingan mulai mempertimbangkan untuk membuat cerita ekuitas perusahaan dengan ESG sebagai landasannya. Investor ingin berinvestasi dalam bisnis yang dapat memuaskan ekspektasi finansial pemegang saham dan juga menunjukkan secara kredibel bahwa mereka secara mendasar mengenali dan merespons risiko dan peluang yang ada terkait ESG, terutama seputar perubahan iklim.

Dalam sambutannya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, terdapat tiga hal yang patut dibanggakan dari Pasar Modal Indonesia.

Di antaranya, pertaman, pipeline dan jumlah perusahaan tercatat yang semakin bertambah. Kedua, Terbitnya POJK 22/2021 dan Peraturan Pencatatan I-A baru dan ketiga yakni rekor BEI sebagai bursa dengan jumlah pencatatan saham terbanyak dan fundraised terbesar di bursa ASEAN pada 2021.

"Kami sangat antusias dapat melakukan kerja sama kembali dengan PwC Indonesia dalam membantu memberikan sharing pendanaan melalui pasar modal serta memastikan klien PwC Indonesia mendapatkan experience yang baik dalam proses menjadi perusahaan publik,” kata Nyoman.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Penggalangan Dana di Pasar Modal Bakal Tumbuh Baik

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Nyoman menyampaikan optimisme bursa atas penggalangan dana di pasar modal untuk tahun ini masih bertumbuh dengan baik yang ditunjang oleh keberlangsungan pemulihan ekonomi.

"Berdasarkan data kami, beberapa indikator pasar modal seperti minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan positif. Jumlah investor di pasar modal Indonesia juga mengalami tren yang meningkat,” kata Nyoman.

Sampai saat ini, minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal masih relatif baik. Hal ini terlihat dari antrian perusahaan yang ada di pipeline saham Bursa jumlahnya masih meningkat dan diharapkan ke depannya dapat menambah jumlah Perusahaan Tercatat saham.

"Pada pipeline saham Bursa, hingga saat ini masih terdapat 32 perusahaan yang berencana mencatatkan sahamnya di BEI dengan perkiraan nilai fundraise sebesar Rp 29,13 triliun,” ujar Nyoman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya