Usulan Penghentian PTM di Jakarta Ditolak, Wagub DKI: Nanti Kita Evaluasi

Pemerintah pusat kini hanya membatasi jumlah peserta PTM di Jakarta dari semula 100 persen, kini menjadi 50 persen.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 07 Feb 2022, 13:21 WIB
Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pemprov DKI Jakarta menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari dengan jumlah siswa setiap kelas mencapai 100 persen dari kapasitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku terus mengevaluasi kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) yang berlangsung di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di Ibu Kota.

"Terkait PTM itu nanti kita akan evaluasi. Ini kan masih berjalan, kita tunggu saja prosesnya perjalanannya PTM yang 50 persen, nanti kita evaluasi," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/2/2022).

Riza menyampaikan, pihaknya sempat mengusulkan supaya PTM diberhentikan sementara waktu. Namun, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidak memberi restu.

Pemerintah hanya mengurangi kapasitas siswa saat pelaksanaan PTM, yakni dari 100 persen menjadi 50 persen.

"Sudah kami usulkan beberapa hari lalu agar dihentikan sementara satu bulan, tapi karena menjadi kewenangan pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud. Pak Menteri memutuskan PTM dari tanggal 4 yang tadinya 100 persen menjadi 50 persen," ujar dia.

Riza menerangkan, Pemprov DKI tentu akan mengkaji efektivitas PTM 50 persen dalam mengurangi kasus konfirmasi Covid-19 di sekolah. Hasil evaluasi, bakal menjadi rujukan untuk dilaporkan kepada pemerintah pusat.

2 dari 2 halaman

Penularan Covid-19 Tidak Terjadi di Sekolah

Petugas PMI menyemprotkan disinfektan sebagai upaya pencegahan COVID-19 di SDN Petojo Utara 01, Kecamatan Gambir, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Pelaksanaan PTM 100 persen menjadi 50 persen berdasarkan SKB 4 Menteri seiring melonjaknya kasus COVID-19 di lingkungan sekolah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Namun, Riza menyampaikan, bahwa selama ini kasus konfirmasi positif Covid-19 yang ditemukan selama periode PTM bukan terjadi di sekolah. Menurut dia, yang terpapar lebih banyak di lingkungan rumah dan perjalanan.

"Karena di sekolah itu kasusnya cuma 1, 2, itu artinya anak-anak kita itu atau tenaga pendidik kita itu terpapar virus itu di lingkungan rumah atau di perjalanan," ujar dia.

Karena itu, Riza meminta para orang tua memperketat protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19.

"Ketika berangkat sekolah atau pulang harus berhati-hati mencuci tangan menggunakan masker dan protokol kesehatan secara taat patuh disiplin dan bertanggung jawab," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya