Deretan Hoaks Seputar Razia, dari Masker hingga Atribut Partai

Hoaks terkait razia kerap muncul di media sosial maupun aplikasi percakapan. Hoaks ini biasanya mencatut lembaga atau mencatut nama tertentu agar dipercaya.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 07 Feb 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi hoaks. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks terkait razia kerap muncul di media sosial maupun aplikasi percakapan. Hoaks ini biasanya mencatut lembaga atau mencatut nama tertentu agar dipercaya.

Lalu apa saja hoaks terkait razia? Simak beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Hoaks Ditlantas Polda Adakan Razia Masker di Seluruh Indonesia dan Terapkan Denda di Tempat

Beredar kembali di media sosial postingan berisi pesan berantai yang menyebut Ditlantas Polda akan mengadakan razia masker dan mengenakan denda di tempat. Postingan itu ramai dibagikan lagi sejak awal pekan ini.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 3 Februari 2022.

Berikut isi postingan itu selengkapnya:

"Dari Ditlantas Polda besok ada razia Masker serentak di seluruh wilayah Indonesia, baik yg di Kantor, Toko, Bengkel mobil / motor / las dan warung2 warteg semua... Akan melibatkan langsung turun lapangan dari semua Lintas sektor dari Kejaksaan, Polisi, Pom dll...dan kalau ada yg TIDAK Pakai Masker... langsung di Tindak bayar ditempat 250.000...tolong infokan ke keluarga,tetangga dan teman semua yah....Jangan sampai KENA DENDA...."

Lalu benarkah postingan berisi pesan berantai yang menyebut Ditlantas Polda akan mengadakan razia masker di seluruh Indonesia dan mengenakan denda di tempat? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Foto Razia dan Larangan Bendera PDIP di Sumatera Barat

Sebuah foto yang diklaim sebagai razia dan pelarangan atribut PDIP di Sumatera Barat beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan akun Facebook Sulaiman I pada 7 September 2020 lalu.

Dalam foto tersebut, tampak sejumlah petugas Satpol PP mengangkut bendera PDIP. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan razia dan pelarangan atribut PDIP di Sumatera Barat.

"Bismillah

PARTAI TERLARANG...!!!

Allahu akbar☝️

Tamat sudah riwayat PDIP di Ranah Minang, semua bendera dan atribut PDIP dilarang beredar di Provinsi Sumatera Barat.

Bagi masyarakat Minang yang Pancasilais, PDIP merupakan "Partai Terlarang" yang ingin mengubah Pancasila menjadi Trisila.

Provinsi mana yang akan menyusul...!?!

Catatan:

Di Tahun 1965-an Bendera PKI juga Dilarang Beredar di Tanah Minang," tulis akun Facebook Sulaiman I.

Konten yang diunggah akun Facebook Sulaiman I telah 736 kali dibagikan dan mendapat 380 komentar warganet.

Lalu benarkah postingan tersebut? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Catut Nama Para Bupati dan Wali Kota, Beredar Hoaks Razia Satpol PP

Sebuah pesan berantai berisi pemberitahuan adanya razia Satpol PP, dan Satgas Covid-19 pada malam ini beredar di aplikasi percakapan WhatsApp, Rabu (2/9/2020). Pesan berantai itu diklaim berasal dari sejumlah bupati dan wali kota. Di antaranya Wali Kota Jakarta Selatan, Bupati Kediri, dan Bupati Tulungagung.

Pesan berantai tersebut berisi pemberitahuan kepada masyarakat agar tidak keluar rumah pada malam ini, sebab Satpol PP dan Satgas Covid-19 akan menggelar razia keliling.

Mereka yang nanti terjaring razia akan langsung dikarantina. Selain itu pesan tersebut juga berisi pemberitahuan razia masker.

Berikut isi pesannya:

Kabar terbaru dari walikota jakarta selatan:

"menghimbau kpd Bp/ibu mohon untuk memberitahukan kepada putra putrinya mulai nanti malam dilarang berkeliaran diluar rumah atau berkerumun ditempat2 keramaian karena bapak Wali kota bersama satpol PP dan Satgas Covid 19 akan Razia keliling dg membawa mobil GDS/ Gerakan Disiplin Siswa. bagi yg terjaring akan diangkut di mobil untuk dikarantina , wali murid dan gurunya akan dipanggil juga, Razia masker bagi yg tidak memakai masker disuruh menyemprot lingkungan radius 1000 meter . Mohon untuk di Share hari ini juga. Terima kasih."

Lalu benarkah pesan berantai tersebut? Simak artikel berikut ini...

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya