Liputan6.com, Jakarta - Antisipasi kenaikan kasus Omicron yang akan tinggi, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta pasien tanpa gejala (Orang Tanpa Gejala/OTG) dirawat di rumah. Apabila batuk dan demam tapi saturasi oksigen masih di atas 90 juga dapat dirawat di rumah.
"Kita mengetahui nanti kenaikan kasusnya (Omicron) akan tinggi, sehingga pressure akan tinggi juga masuk rumah sakit. Kita lihat bahwa kesembuhannya tinggi, sebaiknya kalau OTG tidak dirawat di rumah sakit, di rumah saja," saat memberikan Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas Evaluasi PPKM, Senin (31/1/2022).
"Demikian juga kalau (gejala) ringan-ringan. Artinya, saturasi tetap di atas 95 persen, di rumah saja. Ada batuk pilek, demam sedikit, tapi saturasi di atas 90 persen ya di rumah."
Baca Juga
Advertisement
Perawatan pasien Omicron di rumah sakit hanya ditujukan untuk gejala sedang-berat. Peruntukan juga bagi pasien, terutama lansia yang memiliki komorbid dapat dirawat di rumah sakit.
"Kita sudah lihat yang masuk di rumah sakit, 85 persen lebih sudah sembuh. Yang kasusnya berat, sedang atau kritis yang membutuhkan oksigen itu sekitar 8 sampai 10 persen," lanjut Budi Gunadi.
"Jadi, 90 persen yang masuk rumah sakit di kita itu umumnya tanpa gejala, sekitar 35 sampai 40 persen berat-sedang, dan gejala ringan sekitar 50 persen."
Kemungkinan Sembuh Jauh Lebih Tinggi
Melihat pasien Omicron gejala ringan banyak masuk rumah sakit, Budi Gunadi Sadikin kembali menegaskan, bagi OTG dan gejala ringan dapat melakukan perawatan di rumah. Pemanfaatan telemedicine dengan konsultasi dokter dan pengiriman obat bisa dilakukan.
"Sekali lagi, biarkan rumah sakit menjadi tempat di mana saudara-saudara kita yang parah dan berat, yang sedang-kritis yang membutuhkan terapi oksigen. Tapi untuk kita yang tanpa gejala dan ringan, di rumah ya," ucapnya.
"Karena kemungkinan sembuhnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Delta. Tingkat kesembuhannya jauh lebih tinggi dari Delta ini juga lebih ringan gejalanya, sehingga tidak usah khawatir. Kalau terkena Omicron, tanpa gejala atau ada batuk pilek sedikit, tapi saturasi masih di atas 94-95 persen, dirawat saja di rumah."
Dari prediksi kenaikan Omicron, jumlah kasus bisa naik 3 sampai 6 kali lipat lebih tinggi dibanding kasus varian Delta. Walau begitu, angka pastinya berapa, belum diketahui.
"Kita masih belum tahu berapa puncak (Omicron) yang akan terjadi di Indonesia, yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari 2022," imbuh Menkes Budi Gunadi.
"Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa 3-6 kali dibandingkan puncaknya Delta, yang mana puncaknya Delta di Indonesia adalah 57.000 kasus COVID-19 per hari."
Baca Juga
Kemenkes, UNDP, dan WHO Berkolaborasi Bangun Sistem Kesehatan Indonesia yang Tahan terhadap Perubahan Iklim, Ini yang Dilakukan
Wamenkominfo Imbau Masyarakat Agar Tetap Kritis di Tengah Maraknya Hoaks yang Mencatut Nama Tokoh
Menkes Budi Gunadi Sadikin Bocorkan 3 masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Pemudik, Jangan Anggap Sepele
Advertisement