Angka Positif Covid-19 Naik, Legislator Muhammad Farhan Minta Percepatan Vaksinasi Booster

Proses pemberian vaksin booster harus dipercepat dan menyentuh semua kelompok masyarakat terutama, di daerah atau wilayah

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2022, 15:00 WIB
Anggota DPR RI Muhammad Farhan meminta pemerintah segera lakukan percepatan vaksinasi buster mengingat angka kasus positif covid-19 omicron semakin meningkat. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Cirebon - Tingginya angka kasus positif covid-19 khususnya varian omicron di Indonesia menyita perhatian anggota DPR RI Muhammad Farhan untuk mendorong percepatan vaksinasi booster.

Farhan mengatakan, vaksin booster jadi cara jitu melawan covid-19 khsusnya varian omicron. Namun, pemberian vaksinasi booster harus berlangsung secara adol dan merata ke semua wilayah.

"Karena negara atau wilayah yang tak terproteksi akan melahirkan virus ganas yang bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia. Hasil penelitian membuktikan bahwa adanya vaksinasi booster dapat meningkatkan imunitas berbagai varian, termasuk varian omicron," ujar Muhammad Farhan, Jumat (28/1/2022).

Oleh karena itu, proses pemberian vaksin booster harus dipercepat dan menyentuh semua kelompok masyarakat. Terutama, di daerah atau wilayah yang potensi penularan varian omicron tergolong tinggi.

Farhan menekankan, munculnya fitur e-tiket booster di aplikasi PeduliLindungi harus diprioritaskan. Meski saat ini vaksinasi lansia dan anak usia 6 - 11 tahun jadi prioritas.

"Kita jangan lupa bahwa varian omicron muncul dari negara - negara di kawasan Afrika yang cakupan vaksinasinya rendah dan saat ini varian itu telah menyebar hampir ke seluruh dunia. Tinggal kita tunggu kesigapan Kemenkes, Kadinkes Provinsi sampai ke kota dan kabupaten," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini

2 dari 2 halaman

Perketat Prokes

Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Cilandak, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Kelompok prioritas penerima vaksinasi booster COVID-19 adalah lansia dan penderita immunokompromais. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kendati demikian, Farhan menilai percepatan vaksin booster memerlukan pengawalan ketat untuk tetap menegakkan protokol kesehatan (Prokes). Farhan mengaki mulai khawatir masyarakat sudah lengah dengan prokes yang sudah ditetapkan pemerintah.

"Pengelolaan rantai suplai vaksin ini dipegang oleh Biofarma, Kemenkes dan Dinkes Provinsi. Maka kami sangat berharap ketiga badan ini menunjukan performa tinggi dalam melaksanakan tugasnya, karena vaksinasi adalah kunci pemulihan dari Pandemic COVID-19," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi menerangkan, vaksinasi booster saat ini masih diprioritaskan untuk Lansi dan anak usia 6 hingga 11 tahun.

Menurutnya, wajar jika saat ini ada penerima kategori dewasa yang sudah mendapat e-tiket lewat aplikasi PeduliLindungi namun belum terakomodir.Untuk kemudahan booster, masyarakat dapat mendatangai gerai vaksinasi di DPD NasDem Kota Bandung.

"Awalnya lebih dari 18 tahun kan boleh. Tapi kita lihat ketersediaan vaksin akhirnya Lansia dulu karena yang lebih rentan Lansia, anak - anak juga mulai. Jadi pemerintah lihat prioritas dulu tapi nanti begitu lihat vaksinya, kita sedang membagi, rata. Nanti kalau sudah, nanti semua bisa," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya