Menko Luhut Beri Izin 37 Kapal Ekspor Batu Bara Mulai Rabu 12 Januari 2022

Ketersediaan cadangan batu bara di PLN untuk sistem kelistrikan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) perlahan kini sudah mulai terpenuhi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Jan 2022, 20:50 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melantik 134 pejabat fungsional dari unit sekretariat hingga kedeputian. (Dok. Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah telah mencabut larangan ekspor batu bara secara bertahap mulai Rabu (12/1/2022) hari ini.

Hal itu diungkapkannya pasca menggelar rapat dengan PT PLN (Persero), kementerian dan lembaga terkait, Rabu (12/1/2022) malam ini.

"Sebanyak 37 kapal yang sudah diisi dengan batu bara dan siap ekspor hari ini kita rilis. Namanya banyak per kapal, saya tidak ingat," ujar Luhut saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Luhut menilai, ketersediaan cadangan batu bara di PLN untuk sistem kelistrikan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) perlahan kini sudah mulai terpenuhi. Itu berkat adanya sejumlah pengusaha yang telah memenuhi kewajiban pasokan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) batu bara.

"PLN aman enggak akan ada pemadaman. Jadi untuk yang dekat untuk 15 hari cadangan sudah, yang jauh 20 hari cadangan sudah terpenuhi. Itu secara bertahap akan terus kita tingkatkan," urainya.

Dengan begitu, pintu ekspor batu bara mulai Rabu hari ini akan bisa dibuka secara bertahap untuk pengusaha yang sudah memenuhi DMO.

"Ekspor secara bertahap mulai kita jalankan. Jadi kalau dia sudah memenuhi kewajiban dia DMO-nya," kata Luhut.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ekspor Batu Bara Ditargetkan Naik Jadi 497,2 Juta Ton pada 2022

Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan penyebab minimnya stok batu bara di pasar domestik pada 2021. Secara angka, produksi batu bara pada tahun lalu memang masih di bawah target yang ditetapkan. Tercatat, produksi batu bara hanya 614 juta ton, atau 98,24 persen dari target 625 juta ton.

"Produksi batu bara secara angka di 2021 sebesar 614 juta ton, atau 98,24 persen dari target 625 juta ton," terang Arifin Tasrif dalam sesi teleconference Capaian Kinerja ESDM 2021, Rabu (12/1/2022).

Meski secara realisasi pada tahun lalu belum mencapai target, Arifin tetap mendorong agar produksi batu bara 2022 ini tetap bisa meningkat.

Begitu pun untuk porsi DMO batu bara yang diharapkan bisa naik 32,7 juta ton dari realisasi pada 2021 lalu. Sementara untuk angka ekspor juga diproyeksikan naik hingga mencapai 497,2 juta ton.

Langkah untuk mencapai target di 2022 ini sedikit terhalang di awal tahun. Alasannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor batu bara yang implementasinya berjalan sejak 1-12 Januari 2022 ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya